Inilah9 Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang. ACT Consulting - Bila kita membahas tentang kedisiplinan dan komitmen untuk lakukan yang terbaik dalam bekerja, maka kita bisa jadikan budaya kerja bangsa Jepang sebagai panutan. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki disiplin dan tingkat produktivitasnya tinggi. WA.: 0822 1000 4165
Contents1. Pola Kalimat2. Penjelasan3. 1. Pembentukan Predikat dalam Anak Kalimat Sebelum “koto” atau “no”4. 2. Struktur Kalimat Koto dan No5. 3. Perbedaan Penggunaan antara Koto dan No6. 3-1. Situasi yang Hanya Dapat Menggunakan 3-1-1. Sebagai Predikat KB wa [ Anak Kalimat + koto ] 3-1-2. Pola kalimat “KK koto ga xxx” 3-1-3. KK yang berkaitan dengan percakapan atau pemikiran7. 3-2. Situasi yang Hanya Dapat Menggunakan 3-2-1. KK 3-2-2. KK yang aksinya langsung terjadi di 3-2-3. Sebagai Sintaksis [ Anak kalimat + no ] wa KB desu Pola Kalimat Anak Kalimat Bentuk Biasa + {こと/の} Anak Kalimat Bentuk Biasa + {koto/no} Anak Kalimat yang dinominakan oleh {koto/no} Penjelasan Kata benda “koto” dan partikel “no” dapat digunakan untuk mengubah sebuah kalimat menjadi seperti kata benda. Pada dasarnya, anak kalimat dalam bahasa Jepang tidak dapat langsung menjadi sebuah unsur seperti subjek, objek, atau keterangan dalam kalimat. Namun, jika anak kalimat tersebut dibubuhkan dengan “koto” atau “no”, anak kalimat tersebut klausa nomina dapat berperan seperti sebuah kata benda, dan dapat berfungsi sebagai subjek, objek, keterangan, atau topik dalam kalimat. Dengan kata lain, kata benda “koto” dan partikel “no” dapat menominakan anak kalimat, dan anak kalimat tersebut dapat diperlakukan sebagai kata benda dalam berbagai pola kalimat. Pada dasarnya, “koto” dan “no” sering dapat dipertukarkan satu dengan yang lain. Namun, kedua kata tersebut tidak selalu dapat dipertukarkan juga. Penggunaan dan perbedaan “koto” dan “no” dijelaskan sebagai berikut di bawah. 1. Pembentukan Predikat dalam Anak Kalimat Sebelum “koto” atau “no” Predikat di depan {koto/no} dalam anak kalimat berbentuk bentuk biasa meskipun predikat dalam kalimat pokok kalimat belakang berbentuk baik bentuk halus maupun biasa. KK 食たべる/食たべない/食たべた/食たべなかった + {こと/の} tabe-ru/tabe-nai/tabe-ta/tabe-nakatta + {koto/no} KS-i 暑あつい/暑あつくない/暑あつかった/暑あつくなかった + {こと/の} atsu-i/atsu-ku nai/atsu-katta/atsu-ku nakatta + {koto/no} KS-na 元気げんきな/元気げんきではない/元気げんきだった/元気げんきではなかった + {こと/の} genki na/genki dewa nai/genki datta/genki dewa nakatta + {koto/no} ★KB こと 休やすみだというatau 休やすみである*/休やすみではない/休やすみだった/休やすみではなかった + こと yasumi dato iuatau, yasumi dearu/ yasumi dewa nai/ yasumi datta/yasumi dewa nakatta + koto の 休やすみな*/休やすみではない/休やすみだった/休やすみではなかった + の yasumi na/ yasumi dewa nai/ yasumi datta/yasumi dewa nakatta + no, ~ *perhatikan perubahan bentuk KB positif & non-lampau. 2. Struktur Kalimat Koto dan No Predikat di depan {koto/no} dalam anak kalimat berbentuk bentuk biasa, dan subjek dalam anak kalimat ditunjukkan dengan partikel “ga” bukan “wa”. ☆KB sebagai Objek [ 彼女かのじょ ] を 知しっています。 [ Kanojo ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia♀ ]. ★Anak Kalimat KK sebagai Objek [ 彼女かのじょは結婚けっこんしました。] + を知しっています。 = [ Kanojo wa kekkon shi-mashita. ] + o shitte i-masu. = [ Dia sudah menikah ] + Saya tahu bahwa xxx. = ↓ [ 彼女かのじょが結婚けっこんした {こと/の} ] を知しっています。 [ Kanojo ga kekkon shita {koto/no} ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia sudah menikah ]. ★Anak Kalimat KS-i sebagai Objek [ 彼女かのじょがやさしい {こと/の} ] を知しっています。 [ Kanojo ga yasashi-i {koto/no} ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia ramah ]. ★Anak Kalimat KS-na sebagai Objek [ 彼女かのじょがまじめな {こと/の} ] を知しっています。 [ Kanojo ga majime na {koto/no} ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia jujur ]. ★Anak Kalimat KB sebagai Objek [ 彼女かのじょが 日本人にほんじんであること/日本人にほんじんなの ] を知しっています。 [ Kanojo ga {Nihon-jin dearu koto / Nihon-jin-na no} ] o shitte i-masu. Saya tahu [ dia adalah orang Jepang ]. Contoh Kalimat ★Anak Kalimat sebagai Subjek 昔むかしからここで働はたらく{こと/の}が 夢ゆめでした。 Mukashi kara koko de hataraku {koto/no} ga yume deshita. Sejak dulu, kerja di sini adalah mimpi saya. 学校がっこうで勉強べんきょうする{こと/の}が きみの仕事しごとです。 Gakkoo de benkyoo suru {koto/no} ga kimi no shigoto desu. Belajar di sekolah adalah pekerjaanmu. ★Anak Kalimat Sebagai Objek 日本にほんに行いかなかった{こと/の} を 後悔こうかいしています。 Nihon ni ika-nakatta {koto/no} o kookai shite i-masu. Saya menyesal saya tidak pergi ke Jepang. 彼女かのじょと結婚けっこんする{こと/の} を あきらめました。 Kanojo to kekkon suru {koto/no} o akirame-mashita. Saya sudah menyerah untuk menikah dengannya♀. ★Anak Kalimat Sebagai Keterangan 彼かれが外国がいこくの大学だいがくに行いく{こと/の} に 反対はんたいします。 Kare ga gaikoku no daigaku ni iku {koto/no} ni hantai shi-masu. Saya menentang dia♂ pergi belajar di luar negeri. 上司じょうしを説得せっとくする{こと/の} に 成功せいこうしました。 Jooshi o settoku suru {koto/no} ni seekoo shi-mashita. Saya berhasil membujuk atasan. ★Anak Kalimat Sebagai Topik 漢字かんじが難むずかしい{こと/の}は 知しっています。 Kanji ga muzukashi-i {koto/no} wa shitte i-masu. Saya tahu kanji itu susah. 彼女かのじょが {日本人にほんじんであること/日本人にほんじんなの} は、みんなが知しっています。 Kanojo ga {Nihon-jin dearu koto/Nihon-jin na no} wa minna ga shitte i-masu. Semua orang tahu dia adalah orang Jepang. 3. Perbedaan Penggunaan antara Koto dan No “Koto” dan “no” tidak selalu dapat dipertukarkan satu dengan yang lain, dan terdapat juga situasi yang harus menggunakan “koto”, atau pun “no” tergantung pada konteks kalimatnya. 3-1. Situasi yang Hanya Dapat Menggunakan Koto 3-1-1. Sebagai Predikat KB wa [ Anak Kalimat + koto ] desu. Jika anak kalimat ditempatkan pada predikat, maka anak kalimat tersebut harus dibubuhkan dengan “koto”. Pada dasarnya, pola kalimat ini adalah “KB1 wa KB2 desu KB1 adalah KB2”. 私わたしの趣味しゅみは、バドミントンをする{○こと/×の}です。 Watashi no shumi wa badominton o suru {○koto/×no} desu. Hobi saya adalah bermain bulu tangkis. 私わたしの夢ゆめは、アメリカ人じんのアーティストと結婚けっこんする{○こと/×の}です。 Watashi no yume wa Amerika-jin no aatisuto to kekkon suru {○koto/×no} desu. Mimpi saya adalah menikah dengan artis orang Amerika. 3-1-2. Pola kalimat “KK koto ga xxx” Penggunaan “koto” di bawah telah menjadi pola kalimat yang tetap. KK + koto ga dekiru dapat KK 彼かれはフランス語ごを話はなす{○こと/×の}が できます。 Kare wa Furansu-go o hanasu {○koto/×no} ga deki-masu. Dia♂ bisa berbicara dengan bahasa Prancis. KK + koto ga aru pernah KK 私わたしは日本にほんに行いった{○こと/×の}が ありません。 Watashi wa Nihon ni itta {○koto/×no} ga ari-masen. Saya tidak pernah pergi ke Jepang. KK + koto ni suru Memutuskan melakukan KK 来月らいげつ、日本にほんに行いく{○こと/×の}に しました。 Raigetsu, Nihon ni iku {○koto/×no} ni shi-mashita. Saya memutuskan akan pergi ke Jepang bulan depan. KK + koto ni naru Diputuskan melakukan KK 来年らいねん、仕事しごとでアメリカに行く{○こと/×の}に なりました。 Rainen, shigoto de Amerika ni iku {○koto/×no} ni nari-mashita. Sudah diputuskan bahwa saya akan pergi dinas ke Amerika. 3-1-3. KK yang berkaitan dengan percakapan atau pemikiran Jika kata kerja dalam kalimat pokok predikat yang paling belakang merupakan kata kerja yang berkaitan dengan percakapan atau pemikiran, anak kalimat tersebut cenderung dibubuhkan dengan “koto”. Contoh kata kerja jenis ini sebagai berikut di bawah. 話はなすhanasu berbicara、発表はっぴょうするhappyoo suru、伝つたえるtsutaeru、約束やくそくするyakusoku suru、教おしえるoshieru、知しらせるshiraseru、命令めいれいするmeeree suru、頼たのむtanomu、要求ようきゅうするyookyuu suru、祈いのるinoru、考かんがえるkangaeru、信しんじじるshinjiru、疑うたがうutagau、理解りかいするrikaisuru、反省はんせいするhansee suru, dll 明日あすの会議かいぎが中止ちゅうしになった{○こと/△の}を 社員しゃいんに伝つたえてください。 Asu no kaigi ga chuushi ni natta {○koto/△no} o shain ni tsutaete kudasai. Tolong sampaikan kepada para karyawan bahwa rapat besok dibatalkan. シンタさんには恋人こいびとがいる{○こと/△の}を ケンさんに教おしえてあげました。 Sinta-san ni-wa koibito ga iru {○koto/△no} o Ken-san ni oshiete age-mashita. Saya memberi tahu Ken bahwa Sinta sudah punyai pacar. 来週らいしゅうまでに借金しゃっきんを返かえす{○こと/△の}を 約束やくそくしました。 Raishuu made ni shakkin o kaesu {○koto/△no} o yakusoku shi-masu. Saya berjanji akan melunasi utang paling lambat minggu depan. 将来しょうらい、バリ島とうに住すむ{○こと/△の}を 考かんがえています。 Shoorai, Bali-too ni sumu {○koto/△no} o kangaete i-masu. Saya sedang berpikir bahwa saya akan tinggal di Bali pada masa depan. 3-2. Situasi yang Hanya Dapat Menggunakan No 3-2-1. KK Pancaindra Jika, kata kerja dalam kalimat pokok predikat yang paling belakang merupakan kata kerja yang berkaitan dengan pancaindra seperti 見みるmiru melihat, 見みえるmieru terlihat, 聞きくkiku mendengar, 聞きこえるkikoeru terdengar, 感かんじるkanjiru merasa, 見物けんぶつするkenbutsu-suru bertamasya melihat-lihat objek, dsb, maka anak kalimat tersebut harus dibubuhkan dengan “no”. Pada umumnya, aksi melalui pancaindra dirasakan di tempat secara langsung. スリが財布さいふを盗ぬすんだ{×こと/○の}を 見みました。 Suri ga saifu o nusunda {×koto/○no} o mi-mashita. Saya melihat pencopet mencuri dompet. コオロギが鳴ないている{×こと/○の}が 聞きこえます。 Koorogi ga naite iru {×koto/○no} ga kikoe-masu. Terdengar suara jangkrik yang berbunyi. 地震じしんで地面じめんが揺ゆれている{×こと/○の}を 感かんじました。 Jishin de jimen ga yurete iru {×koto/○no} o kanji-mashita. Saya merasa bumi bergoyang karena gempa bumi. 3-2-2. KK yang aksinya langsung terjadi di tempat Jika kata kerja dalam kalimat pokok predikat yang paling belakang menunjukkan aksi yang terjadi di tempat secara langsung seperti 待まつmatsu menunggu, 手伝てつだうtetsudau membantu, 助たすけけるtasukeru menolong, 急いそぐisogu bergegas, 遅おくれるokureru terlambat, 止とめるtomeru menghentikan, 邪魔じゃまするjama suru mengganggu, dll, maka anak kalimat tersebut cenderung dibubuhkan dengan “no”. ケンさんが来くる{△こと/○の}を 待まっています。 Ken-san ga kuru {△koto/○no} o matte i-masu. Saya menunggu Ken datang. 母ははが花はなに水みずをやる{△こと/○の}を 手伝てつだいました。 Haha ga hana ni mizu o yaru {△koto/○no} o tetsudai-mashita. Saya membantu ibu saya menyiram bunga. 会社かいしゃに着つく{△こと/○の}が 遅おくれました。 Kaisha ni tsuku {△koto/○no} ga okure-mashita. Saya terlambat tiba di kantor. 彼かれは、彼女かのじょがケンさんと結婚けっこんする{△こと/○の}を 邪魔じゃましました。 Kare wa kanojo ga Ken-san to kekkon suru {△koto/○no} o jama shi-mashita. Dia♂ mengganggu pernikahannya♀ dengan Ken. 3-2-3. Sebagai Sintaksis [ Anak kalimat + no ] wa KB desu Pola kalimat Anak KalimatBentuk BiasaのはKBです Anak Kalimat Bentuk Biasano wa KB desu Apa yang dijelaskan dalam anak kalimat adalah KB Penjelasan Jika anak kalimat diletakkan di bagian depan kalimat tempat topik dalam pola kalimat “KB1topik wa KB2 desu”, maka predikat dalam anak kalimat tersebut harus dibubuhkan dengan partikel “no”, dan anak kalimat tersebut ditunjukkan dengan penanda topik “wa”. Pola kalimat ini digunakan untuk menyoroti kata benda yang diterangkan oleh topik anak kalimat sebagai predikat utama. Contoh デウィさんは昨日きのう、バッソを食たべました。 Dewi-san wa kinoo bakso o tabe-mashita. Dewi makan bakso kemarin. ★→Menyoroti “Dewi-san” 昨日きのう、バッソを食たべた{×こと/○の}は、デウィさんです。 Kinoo bakso o tabeta {×koto/○no} wa Dewi-san desu. Yang makan bakso kemarin adalah Dewi. ★→ Menyoroti “bakso” デウィさんが昨日きのう食たべた{×こと/○の}は、バッソです。 Dewi-san ga kinoo tabeta {×koto/○no} wa bakso desu. Yang dimakan Dewi kemarin adalah bakso. ★→ Menyoroti “kinoo” デウィさんがバッソを食たべた{×こと/○の}は、昨日きのうです。 Dewi-san ga bakso o tabeta {×koto/○no} wa kinoo desu. Waktu Dewi makan bakso adalah kemarin. orinpikkuolympic Olimpide kin-medarumedal medali emas
ContohPidato Bahasa Jepang Tema "Impianku" atau "Watashi no Yume" dan Terjemahannya Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut. Watashi wa bunka to yomu nowa tokui nan desu ga, kiku no wa heta desu. -2. Shourai, subarashii honyakusha ni naritain desu. Watashi wa kore
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 011131 UTC Host Error What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7f2dce2c29b920 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
OrangDenmark Norwegia Turki Hongaria Orang Slovakia. bahasa slovenia Portugis Rusia Rumania Bulgaria Arab Ibrani. Hindi bahasa Indonesia Cina Jepang Orang Vietnam Korea Thai. Jarak antar kota. Nowa Wieś Wielka, Polandia ke Arena, Italia. Jasieniec, Polandia ke Biederitz, Jerman. Nowa Wieś Wielka, Polandia ke Arpacay, Turki.

Di Kala Rasa Cinta Timbul saat Melakukan Perjalanan Apakah Anda pernah merasakan sesuatu terhadap pegawai toko yang ramah atau orang yang membantu Anda saat tersesat di jalan? Apakah Anda pernah merasa tertarik atau jatuh cinta pada orang yang Anda temui saat sedang melakukan perjalanan? Apakah Anda ingin mengutarakan perasaan Anda pada orang-orang tersebut, tapi tidak tahu bagaimana caranya? Jangan cemas! Kali ini MATCHA akan membahas 15 ungkapan bahasa Jepang yang biasa digunakan orang Jepang saat ingin mengutarakan perasaan mereka terrhadap orang-orang tersebut. Yuk, simak artikel ini! ※Untuk lebih memahami tentang pelafalan ungkapan yang ada di dalam tanda [ ], silakan cek artikel "Rangkuman Singkat Kunci untuk Belajar Bahasa Jepang" Saat Ingin Tahu Tentang Lawan Bicara 1. Namae wa nandesuka? Dilafalkan [namaewa nandeska] Artinya "siapa nama Anda?" Ungkapan ini digunakan saat Anda ingin menanyakan nama lawan bicara Anda. 2. Koibito wa imasuka? Dilafalkan [koibitowa imaska] Artinya "apakah Anda mempunyai kekasih/pacar? " Saat ada orang yang membuat Anda merasa tertarik, tentunya Anda ingin memastikan apakah orang tersebut sudah mempunyai kekasih atau belum, bukan? Di saat seperti itu, silakan gunakan ungkapan ini. Kemudian, jika ada yang menggunakan ungkapan ini kepada Anda, Anda bisa menjawabnya seperti berikut ini Watashi wa imasen. Dilafalkan [watashiwa imasen] Artinya "saya tidak punya kekasih" Watashi wa imasu Dilafalkan [watashiwa imas] Artinya "saya punya kekasih" oshiete kudasai. Dilafalkan [〇〇 oshiete kudasai] Artinya "tolong beritahu 〇〇 Anda." Masukkan nomor telepon, alamat email, atau akun media sosial pada tanda 〇〇. Contoh Denwa bango oshiete kudasai. Dilafalkan [denwabango oshiete kudasai] Artinya "tolong beritahu saya nomor telepon Anda" Saat Ingin Memuji atau Membuat Senang Lawan Bicara 4. Sutekina namae desune. Dilafalkan [sutekina namaedesne] Artinya "benar-benar nama yang indah, ya!" Setelah lawan bicara memberitahu namanya, Anda bisa menggunakan ungkapan ini untuk memuji namanya. 5. Kyo no fuku, kawaii desune. Dilafalkan [kyonofuku kawaidesne] Artinya "pakaian Anda hari ini benar-benar imut!" Ungkapan ini biasa digunakan untuk memuji penampilan seorang wanita. Saat ingin memuji penampilan seorang pria, Anda bisa menggunakan ungkapan berikut Kyo no fuku, kakkoi desune Dilafalkan [kyonofuku kakkoidesne] Artinya "pakaian Anda hari ini benar-benar keren!" 6. Sugoku niau! Dilafalkan [sugoku niau] Artinya "pas sekali!" Gunakan ungkapan ini saat Anda ingin memuji gaya rambut atau pakaian lawan bicara. Ungkapan ini bisa digunakan untuk pria maupun wanita. 7. Anata ni purezento desu. [anatani purezentodes] Artinya "ini hadiah untuk Anda" Gunakan ungkapan ini saat Anda memberikan hadiah ulang tahun atau hadiah kejutan pada lawan bicara. Saat Ingin Mengajak Kencan 8. Shanpo ni ikimasenka? Dilafalkan [sanponi ikimasenka] Artinya "maukah Anda jalan-jalan bersama saya?" Agar bisa menghabiskan waktu berduaan, bagaimana jika Anda mengajak pujaan hati Anda untuk jalan-jalan bersama? MATCHA menyarankan untuk berjalan-jalan melihat sakura saat musim semi atau momiji saat musim gugur. 9. Isshoni gohan ikimasenka? Dilafalkan [isshoni gohan ikimasenka] Artinya "maukah Anda makan bersama saya?" Gunakan ungkapan ini saat Anda ingin mengajak makan bersama pujaan hati Anda. Anda bisa makan di restoran yang terletak di gedung tinggi sembari melihat pemandangan malam. Menikmati sushi atau makanan Jepang lainnya sambil membicarakan budaya Jepang juga merupakan ide yang bagus. Silakan nikmati waktu makan bersama Anda. 10. Kyo wa tanoshikatta desu! Mata asobitai na. Dilafalkan [kyowa tanoshikattades. mata asobitaina] Artinya "Hari ini sangat menyenangkan! Ayo pergi bersama lagi suatu hari nanti!" Setelah selesai berjalan-jalan atau makan, gunakan ungkapan ini untuk menyampaikan kesan Anda mengenai acara hari ini. Jika masih ada tempat lain yang ingin Anda datangi bersama, gunakan ungkapan berikut ini kondo, 〇〇 ni ikitai desu. Dilafalkan [kondo 〇〇ni ikitaides] Artinya "lain kali, ayo pergi ke 〇〇" Saat Ingin Mengungkapkan Rasa Suka 11. Suki desu. Dilafalkan [sukides] Artinya "saya menyukai Anda" Ungkapan ini digunakan saat ingin mengungkapkan perasaan suka yang Anda miliki terhadap lawan bicara. 12. Tsukiatte kudasai. Dilafalkan [tsukiattekudasai] Artinya "maukah Anda menjadi kekasih saya?" Gunakan ungkapan ini saat Anda mengungkapkan perasaan dan ingin menjadikan lawan bicara sebagai kekasih Anda. 13. Hitomebore shimashita. Dilafalkan [hitomebore shimasita] Artinya "saya jatuh cinta sejak pandangan pertama" Anda bisa menggunakan ungkapan ini untuk menyampaikan bahwa Anda telah jatuh cinta pada lawan bicara sejak pertama kali bertemu. 14. Zutto isshoni itai desu. Dilafalkan [zutto isshoni itaides] Artinya "saya ingin selalu bersama Anda" Gunakan ungkapan ini untuk menyampaikan perasaan Anda pada lawan bicara bahwa Anda ingin selalu berada di sisinya. 15. Anata wo shiawaseni shitai desu. Dilafalkan [anatawo shiawaseni shitaides] Artinya "saya ingin membahagiakan Anda" Ungkapan ini digunakan saat Anda ingin melamar pujaan hati Anda. Latihan 1. Namae wa nandesuka? [namaewa nandeska] 2. Koibito wa imasuka? [koibitowa imaska] 3. Denwa bango oshiete kudasai. [denwabango oshiete kudasai] 4. Sutekina namae desune. [sutekina namaedesne] 5. Kyo no fuku, kawaii desune. [kyonofuku kawaidesne] 6. Sugoku niau! [sugoku niau] 7. Anata ni purezento desu. [anatani purezentodes] 8. Shanpo ni ikimasenka? [sanponi ikimasenka] 9. Isshoni gohan ikimasenka? [isshoni gohan ikimasenka] 10. Kyo wa tanoshikatta desu! Mata asobitai na. [kyowa tanoshikattades. mata asobitaina] 11. Suki desu. [sukides] 12. Tsukiatte kudasai. [tsukiattekudasai] 13. Hitomebore shimashita. [hitomebore shimasita] 14. Zutto isshoni itai desu. [zutto isshoni itaides] 15. Anato wo shiawaseni shitai desu. [anatawo shiawaseni shitaides] Tunggu apa lagi? Ayo praktekkan ungkapan-ungkapan di artikel ini pada orang yang Anda sukai! Artikel terkait

Nah berikut dari berbagai sumber, Jumat (19/11), inilah kata-kata motto hidup bahasa Jepang dan artinya yang penuh dengan arti. 1. "Tarinai no wa shuunyuu demo kyuuryou demo naku daga omae no kansha dake da." Bukan pendapatan atau gajimu yang kurang, melainkan rasa syukurmu.
Jakarta - Banyak orang pastinya ingin memiliki umur yang panjang. Hal ini tentunya memerlukan gaya hidup yang sehat. Bagi mayoritas warga Jepang, gaya hidup sehat telah menjadi bagian dari keseharian hanya menjalankan kebiasaan-kebiasaan ini untuk memulai hari, mereka bahkan memiliki 'ritual' untuk lebih bersemangat dalam membuka adalah sejumlah kebiasaan pagi hari orang Jepang yang dinilai efektif dalam membuat mereka sehat dan panjang umur, dikutip dari berbagai sumber. 1. Ganti Kopi dengan Teh HijauBanyak orang yang mengonsumsi kopi di pagi hari untuk mengisi energi dan menghilangkan rasa kantuk sebelum memulai hari. Berbeda dengan kebiasaan itu, orang Jepang cenderung memulai hari mereka dengan mengonsumsi teh hijau mengandung antioksidan yang dipercayai memiliki sederet manfaat baik bagi tubuh, mulai dari membantu mengurangi peradangan, melindungi sel tubuh dari berbagai penyakit, menjaga imunitas tubuh, hingga meningkatkan IkigaiMenurut pakar neurosains Ken Mogi, ikigai adalah sebuah 'ritual' yang dilakukan orang Jepang dalam memotivasi diri dan membuat hidup mereka menjadi lebih berwarna sebelum memulai hari."Untuk mendapatkan ikigai biasanya dimulai dengan merangkul lima pilar mulai dari hal kecil, belajar menerima diri sendiri, terhubung dengan orang lain dan Bumi, menemukan kebahagiaan di hal terkecil, dan hidup untuk masa sekarang," ungkapnya dikutip Well and Good, Minggu 11/6/2023.3. Banyak Mengonsumsi SeafoodJepang merupakan salah satu negara di dunia dengan jumlah pengidap penyakit jantung terendah. Kebiasaan mengonsumsi seafood atau makanan laut ternyata menjadi dari Today, orang Jepang rata-rata mengonsumsi 30 kg seafood setiap tahun. Hidangan laut seperti ikan dan kerang memang memiliki kadar protein yang tinggi dan rendah lemak, sehingga membuat orang Jepang terhindar dari risiko kolesterol dan penyakit studi juga menunjukkan bahwa konsumsi seafood dua kali dalam satu minggu memiliki manfaat baik bagi kesehatan tubuh, otak, dan Berhenti Makan Sebelum KenyangWarga Jepang meyakini, berhenti makan sebelum kenyang bisa membuat tubuh lebih nyaman dengan tetap memenuhi kebutuhan energi tubuh untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Bahkan, terdapat slogan yang berbunyi 'hara hachi bu', yang memiliki arti makan sampai kamu merasa 80 persen kenyang. Simak Video "Angka Kelahiran Jepang Anjlok, Pejabat Khawatir Negaranya Lenyap" [GambasVideo 20detik] naf/naf
\nno wa orang jepang
Kurikaeshitewa hitori bocchi wo iyagatte. Ano hi no boku wa mukizu no mama de hito wo aisou to shite ita. Sen no yoru wo koete ima anata ni ai ni yukou. Tsutaenaka naranai koto ga aru. Aisaretai demo aisou to shinai. Sono kurikaeshi no naka wo samayotte. Boku ga mitsuketa kotae wa hitotsu kowakutatte kizutsuitatte.
Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya kita sebagai individu di dalam masyarakat dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan orang lain pada umumnya. Meskipun saat ini kita hidup dan menghabiskan waktu dalam dunia digital, hal ini tentu saja bukan hanya sekadar “menyesuaikan diri” lagi tetapi lebih “memperhatikan diri” untuk lebih sadar dan menghargai adanya keberadaan orang dasarnya, teknologi digital tidak lagi hanya membicarakan tentang dampak positif dan negatif saja yang perlu diketahui, tetapi juga tanggung jawab kita dalam menggunakannya, tidak terkecuali mengenai etika. Baik berkomunikasi di dunia nyata ataupun dunia digital dengan orang lain, tetap saja kita juga harus memperhatikan apa yang akan kita kesadaran kita dalam mengendalikan diri dalam berkomunikasi menjadi kunci dasar agar tidak menimbulkan gesekan dengan orang lain yang berawal dari tidak adanya sikap menghargai satu sama lain. Sikap yang menjadi budaya negatif inilah yang akhirnya memunculkan adanya ujaran kebencian hate speech hingga mengganggu keharmonisan dalam masyarakat. Sejalan dengan Filsuf dan ahli psikolog Jerman mengatakan “Man’s biological weakness is the condition of human culture” artinya kelemahan biologis manusia adalah kondisi dari budaya alasan tersebut, etika menjadi karakter dasar yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda untuk menguatkan pondasi bangsa. Pembentukan karakter inilah yang menjadi tugas pendidikan di Indonesia, salah satunya Pendidikan Generasi Muda PGM di mana mungkin kita masih terasa asing karena memang hal yang baru saja kita kita ketahui bahwa Pendidikan Generasi Muda merupakan pendidikan karakter yang diberikan kepada mereka sebagai generasi muda yang termasuk dalam usia produktif dari umur 15-35 tahun. Pendidikan Generasi Muda PGM membuktikan bahwa kita sebagai generasi muda yang memasuki usia dewasa juga masih membutuhkan pendidikan karakter yang tidak hanya berhenti pada usia anak sekolah pada mendasar dalam Pendidikan Generasi Muda PGM tidak hanya mengadopsi dan mempelajari nilai-nilai positif dari masyarakat lokal yang ada di Indonesia tetapi juga negara-negara lain. Salah satunya adalah negara Jepang yang dikenal oleh banyak orang di dunia sebagai negara yang memiliki karakter yang Sakura. Sumber UnsplashJepang atau yang disebut oleh kebanyakan orang sebagai “negeri sakura” merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia yang mampu bersaing dengan Korea Selatan dan China. Jepang terbukti mampu melahirkan perusahaan besar yang dikenal oleh dunia seperti Toyota, Sony, Fujifilm, dan Panasonic. Membicarakan Jepang tidak hanya pada kemajuan teknologinya saja, melainkan dikenal sebagai negara yang dinilai sukses menanamkan budaya mereka kepada para generasi mudanya untuk memiliki karakter yang tidak hanya pada kedisiplinan saja, tetapi juga kesopanan yang tinggi kepada orang lain. Tentu saja keunggulan masyarakatnya membuat Jepang dikenal dengan negara yang ramah dan memiliki etika yang membawa nama baiknya semakin positif di dunia kuat ini yang berasal dari penanaman karakter budaya sejak dini yang dilakukan di Jepang dengan mengajarkan para siswanya untuk memiliki rasa takut untuk melakukan sesuatu tindakan yang berbeda dari orang lain dan bersikap hati-hati untuk menghindari konflik satu sama lain. Kita tahu bahwa orang-orang di negara Jepang selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan istilah “wa” / 和 yang memiliki arti “harmoni” dalam karakter kanji Jepang yang berbeda dengan makna kanji yang digunakan di China. Istilah “wa” dalam budaya Jepang menjadi budaya yang sangat dipegang teguh oleh setiap orang di sana. Utamanya dijadikan kunci dasar kehidupan bagi masyarakat Jepang. Atas dasar inilah yang membuat budaya Jepang tidak mengizinkan kegagalan dalam bersikap atau bertindak pada masyarakatnya. Budaya Jepang “wa” masuk di semua aspek kehidupan sehari-hari termasuk dalam berkomunikasi, pastinya kita akan melihat bagaimana masyarakat Jepang selalu memberikan prioritasnya kepada orang lain sehingga terlihat baik di depan umum. Ini bukti dari masyarakat Jepang yang berusaha tidak menyinggung perasaan orang lain melalui tindakan dan sikap. Budaya Jepang “wa” atau “harmoni” menjadi pengendali masyarakat untuk selalu menghormati dan menghargai satu sama Jepang memiliki sifat “honne” atau “perasaan dalam diri” dan sifat “tatemae” atau “perasaan menyesuaikan norma”. Adanya anggapan masyarakat Jepang memiliki sikap komunikasi yang kontradiktif, saat mereka berkomunikasi terlihat menyembunyikan perasaan mereka dengan mengutamakan perasaan orang lain untuk berusaha tidak menyinggungnya. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari budaya Jepang yang menanamkan rasa malu dan menghormati orang lain sejak kecil hingga contohnya, saat kita mengundang atau meminta bantuan pada orang Jepang pastinya tidak akan bisa menolak permintaan kita. Mereka hampir tidak mau mengatakan kata “tidak”, baik itu saat “honne” atau perasaan mereka tidak senang, mereka akan langsung sadar dengan “tatemae” yang mereka miliki dengan menyembunyikan perasaan mereka untuk lebih menghargai orang lain. Tentu saja budaya Jepang “wa” mampu memberikan keseimbangan masyarakat Jepang untuk memegang teguh karakternya mewujudkan keharmonanisan dan kerukunan. Kita bisa menyadari bahwa menyembunyikan perasaan diri di depan umum memang sangat penting karena dengan begitu kita sadar adanya orang Budaya "Wa" 和 Pada Masyarakat Jepang. Sumber UnsplashMenurut T. Morimoto yang ada di dalam bukunya yang berjudul “Nihongo omote to ura” yang mengenai kepura-puraan dan kebenaran dalam Bahasa Jepang menjelaskan bahwa masyarakat Jepang selalu menganggap keterusterangan merupakan bentuk ketidaksopanan. Tentunya ini menandakan adanya upaya menutupi keinginan dengan sopan untuk berhati-hati tidak menyinggung orang dengan dunia digital sekarang ini yang sering dipertanyakan mengenai etikanya harusnya membuat kita sadar akan tanggung jawab kita untuk tetap menghargai keberadaan orang lain. Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya dikenal dengan budaya timurnya harus bisa mencontoh bagaimana Jepang yang lingkupnya masih di Asia masih kuat memegang budayanya. Jawaharlal Nehru sebagai negarawan India mengatakan budaya yang dimiliki akan memperluas pikiran dan semangat kita. Tentunya dukungan budaya Jepang ini menjadi contoh untuk menguatkan pondasi kita khususnya generasi muda dalam menghadapi gelombang budaya lainnya.
Mugiwarano ichimi wa wanpiisu o mitsukerareru no deshou ka. Akankah kru bajak laut topi jerami berhasil mendapatkan one piece? Kita tunggu saja sampai manganya tamat (笑). Yo, minna balik lagi bersama Riizhu, kali ini kita akan mempelajari pola pertanyaan ~no deshou ka (~のでしょうか). Versi informalnya dari no deshou ka adalah no darou ka.
Doesn’t he remind you of Jae Joong? I think it’s the lips… Guys, meet Ken, Jin’s friend who works in the kitchen of the same hospital. Kidding! The fact he’s time-traveling. Similar to Jin, he uses a pointed object as his means for survival. Jin might be high and honored with his scalpel in hand, but one can’t go far without food. Our time-traveling chef, Ken Yuta Tamamori, has his own Katana made by a friend he meets during the chaotic period. So what do I mean by he’s worst off than Jin? At least Jin has his memory intact, this pitiful boy does not possess any scrap of information about himself – who he is, and why he’s time-slipped. Even the name Ken comes from the mouth of an old man, who apparently time-traveled with him but dies in the first 5 minutes of episode 1. Episode 1 felt very random because we are not given any character background on our main character, Ken, while he’s shoved into sequences of scenes all hour long so I can understand. He simply opens his eyes and finds himself literally in the middle of a battle. After the old man who saved him dies, Ken falls off a cliff and chances upon a cross-dressed female, Natsu Mirai Shida. She calls herself a guy in order to pursue her dream profession – being the top blacksmith. Out of the kindness of her heart, she brings him home and takes in his ridiculous story. They are soon joined by Hideyoshi Toyotomi Gori, a warrior during the Sengoku period Warring States Period. The man demands food and Ken whips out several dishes made from the eel caught earlier in his pants funny scene. Impressed with the boy’s cooking, Toyotomi pleads with his lord, the brutal and ingenious initiator of the unification of Japan during the Sengoku period, Oda Nobunaga Mitsuhiro Oikawa. Suspicious of the boy’s background, Nobunaga locks Ken up in prison, where he meets a strange man of eloquent mysteries. Not before long, Nobunaga assigns a project to Ken and he easily wins the challenge, becoming Nobunaga’s personal chef, in charge of sprinkling new dishes for him every day. In the final two minutes of episode 1, we find out that the strange man who wanders around prison is Mitsuhide Akechi Goro Inagaki, the man who was responsible for the death of Nobunaga. Kap A Saw this drama on and decided to give it a try. Even though time-travel has been done to death already in Korea last year, this one is refreshing. Watching this makes me realize how cuisine changes through the course of history too. FOOD PORN, I hear some say. I’m hungry. AGAIN! I must say, I wasn’t captivated until the last few minutes when it’s revealed who the mysterious man was and his direct participation in betraying and killing Nobunaga. Note I’m not a history person so please kindly correct if I misinformed. It’s also interesting to note that he’s one of the first to believe in Ken’s story, that he’s a time-traveler. Their interaction tells you that Akechi’s a keen observer, someone Ken should keep a distance from, and also someone to stay close to, just in case. This also made me question why Ken’s identity is being veiled from us. Perhaps, he’s blood-related to Akechi descendents?. If written carefully, this would provide rich character conflicts down the line and up the stakes. I do hope it is so! So far, the cast is doing great, with the exception of the male lead. I find him quite stiff. The actor portraying Nobunaga also looks too comical, I don’t find his presence threatening enough as a powerful leader, although he looks fierce when he’s not bobbling his head. The girl who plays Natsu, while not a looker, is definitely adorable, and I love how she’s so brave in her conviction. I really want to see a little somethingsomething happening between her and Ken. C’mon, drama, don’t be stingy with me. Sprinkle some love in the kitchen, yea? Not a must watch for now but definitely watchable!
4PvlF.
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/74
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/317
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/509
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/241
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/448
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/267
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/283
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/456
  • no wa orang jepang