AlQur'an Surat Al-Adiyat - Surat ini terdiri atas 11 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al'Ashr. Nama Al 'Aadiyaat diambil dari kata Al 'Aadiyaat yang terdapat pada ayat pertama surat ini, artinya yang berlari
سُوْرَةٌ اَنْزَلْنٰهَا وَفَرَضْنٰهَا وَاَنْزَلْنَا فِيْهَآ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ لَّعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ Sūratun anzalnāhā wa faraḍnāhā wa anzalnā fīhā āyātim bayyinātil laallakum tażakkarūna. Inilah surah yang Kami turunkan, Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum-nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas agar kamu mengambil pelajaran. اَلزَّانِيَةُ وَالزَّانِيْ فَاجْلِدُوْا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ ۖوَّلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۚ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَاۤىِٕفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِيْنَ Az-zāniyatu waz-zānī fajlidū kulla wāḥidim minhumā mi'ata jaldahtan, wa lā ta'khużkum bihimā ra'fatun fī dīnillāhi in kuntum tu'minūna billāhi wal-yaumil-ākhiri, walyasyhad ażābahumā ṭā'ifatum minal-mu'minīna. Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk melaksanakan agama hukum Allah jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Hendaklah pelaksanaan hukuman atas mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang mukmin. اَلزَّانِيْ لَا يَنْكِحُ اِلَّا زَانِيَةً اَوْ مُشْرِكَةً ۖوَّالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَآ اِلَّا زَانٍ اَوْ مُشْرِكٌ ۚوَحُرِّمَ ذٰلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ Az-zānī lā yankiḥu illā zāniyatan au musyrikahtan, waz-zāniyatu lā yankiḥuhā illā zānin au musyrikun, wa ḥurrima żālika alal-mu'minīna. Pezina laki-laki tidak pantas menikah, kecuali dengan pezina perempuan atau dengan perempuan musyrik dan pezina perempuan tidak pantas menikah, kecuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik. Yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin. وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوْا بِاَرْبَعَةِ شُهَدَاۤءَ فَاجْلِدُوْهُمْ ثَمٰنِيْنَ جَلْدَةً وَّلَا تَقْبَلُوْا لَهُمْ شَهَادَةً اَبَدًاۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ ۙ Wal-lażīna yarmūnal-muḥṣanāti ṡumma lam ya'tū bi'arbaati syuhadā'a fajlidūhum ṡamānīna jaldataw wa lā taqbalū lahum syahādatan abadān, wa ulā'ika humul-fāsiqūna. Orang-orang yang menuduh berzina terhadap perempuan yang baik-baik dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka para penuduh itu delapan puluh kali dan janganlah kamu menerima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik, اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْاۚ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Illal-lażīna tābū mim badi żālika wa aṣlaḥū, fa innallāha gafūrur raḥīmun. kecuali mereka yang bertobat setelah itu dan memperbaiki dirinya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. وَالَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ اَزْوَاجَهُمْ وَلَمْ يَكُنْ لَّهُمْ شُهَدَاۤءُ اِلَّآ اَنْفُسُهُمْ فَشَهَادَةُ اَحَدِهِمْ اَرْبَعُ شَهٰدٰتٍۢ بِاللّٰهِ ۙاِنَّهٗ لَمِنَ الصّٰدِقِيْنَ Wal-lażīna yarmūna azwājahum wa lam yakul lahum syuhadā'u illā anfusuhum fa syahādatu aḥadihim arbau syahādātim billāhi, innahū laminaṣ-ṣādiqīna. Orang-orang yang menuduh istrinya berzina, padahal mereka tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka kesaksian masing-masing orang itu ialah empat kali bersumpah atas nama Allah, bahwa sesungguhnya dia termasuk orang yang benar. وَالْخَامِسَةُ اَنَّ لَعْنَتَ اللّٰهِ عَلَيْهِ اِنْ كَانَ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ Wal-khāmisatu anna lanatallāhi alaihi in kāna minal-kāżibīna. Sumpah yang kelima adalah bahwa laknat Allah atasnya jika dia termasuk orang-orang yang berdusta. وَيَدْرَؤُا عَنْهَا الْعَذَابَ اَنْ تَشْهَدَ اَرْبَعَ شَهٰدٰتٍۢ بِاللّٰهِ اِنَّهٗ لَمِنَ الْكٰذِبِيْنَ ۙ Wa yadra'u anhal-ażāba an tasyhada arbaa syahādātim billāhi innahū laminal-kāżibīna. Istri itu terhindar dari hukuman apabila dia bersumpah empat kali atas nama Allah bahwa dia suaminya benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta, وَالْخَامِسَةَ اَنَّ غَضَبَ اللّٰهِ عَلَيْهَآ اِنْ كَانَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ Wal-khāmisata anna gaḍaballāhi alaihā in kāna minaṣ-ṣādiqīna. Sumpah yang kelima adalah bahwa kemurkaan Allah atasnya istri jika dia suaminya itu termasuk orang yang benar. وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ حَكِيْمٌ ࣖ Wa lau lā faḍlullāhi alaikum wa raḥmatuhū wa annallāha tawwābun ḥakīmun. Seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan bukan karena Allah Maha Penerima Tobat lagi Mahabijaksana, niscaya kamu akan menemui kesulitan. اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ Innal-lażīna jā'ū bil-ifki uṣbatum minkum, lā taḥsabūhu syarral lakum, bal huwa khairul lakum, likullimri'im minhum maktasaba minal-iṡmi, wal-lażī tawallā kibrahū minhum lahū ażābun aẓīmun. Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah kelompok di antara kamu juga. Janganlah kamu mengira bahwa peristiwa itu buruk bagimu, sebaliknya itu baik bagimu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Adapun orang yang mengambil peran besar di antara mereka, dia mendapat azab yang sangat berat. لَوْلَآ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بِاَنْفُسِهِمْ خَيْرًاۙ وَّقَالُوْا هٰذَآ اِفْكٌ مُّبِيْنٌ Lau lā iż samitumūhu ẓannal-mu'minūna wal-mu'minātu bi'anfusihim khairān, wa qālū hāżā ifkum mubīnun. Mengapa orang-orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap kelompok mereka sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu, dan berkata, “Ini adalah berita bohong yang nyata?” لَوْلَا جَاۤءُوْ عَلَيْهِ بِاَرْبَعَةِ شُهَدَاۤءَۚ فَاِذْ لَمْ يَأْتُوْا بِالشُّهَدَاۤءِ فَاُولٰۤىِٕكَ عِنْدَ اللّٰهِ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ Lau lā jā'ū alaihi bi'arbaati syuhadā'a, fa iż lam ya'tū bisy-syuhadā'i fa ulā'ika indallāhi humul-kāżibūna. Mengapa mereka yang menuduh itu tidak datang membawa empat saksi? Karena tidak membawa saksi-saksi, mereka itu adalah para pendusta dalam pandangan Allah. وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِيْ مَآ اَفَضْتُمْ فِيْهِ عَذَابٌ عَظِيْمٌ Wa lau lā faḍlullāhi alaikum wa raḥmatuhū fid-dun-yā wal-ākhirati lamassakum fīmā afaḍtum fīhi ażābun aẓīmun. Seandainya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang sangat berat disebabkan oleh pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. اِذْ تَلَقَّوْنَهٗ بِاَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُوْلُوْنَ بِاَفْوَاهِكُمْ مَّا لَيْسَ لَكُمْ بِهٖ عِلْمٌ وَّتَحْسَبُوْنَهٗ هَيِّنًاۙ وَّهُوَ عِنْدَ اللّٰهِ عَظِيْمٌ ۚ Iż talaqqaunahū bi'alsinatikum wa taqūlūna bi'afwāhikum mā laisa lakum bihī ilmuw wa taḥsabūnahū hayyinān, wa huwa indallāhi aẓīmun. Ingatlah ketika kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut; kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun; dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu masalah besar. وَلَوْلَآ اِذْ سَمِعْتُمُوْهُ قُلْتُمْ مَّا يَكُوْنُ لَنَآ اَنْ نَّتَكَلَّمَ بِهٰذَاۖ سُبْحٰنَكَ هٰذَا بُهْتَانٌ عَظِيْمٌ Wa lau lā iż samitumūhu qultum mā yakūnu lanā an natakallama bihāżā, subḥānaka hāżā buhtānun aẓīmun. Mengapa ketika mendengarnya berita bohong itu, kamu tidak berkata, “Tidak pantas bagi kita membicarakan ini. Mahasuci Engkau. Ini adalah kebohongan yang besar.” يَعِظُكُمُ اللّٰهُ اَنْ تَعُوْدُوْا لِمِثْلِهٖٓ اَبَدًا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ۚ Yaiẓukumullāhu an taūdū limiṡlihī abadan in kuntum mu'minīna. Allah memperingatkan kamu agar jangan kembali mengulangi seperti itu selama-lamanya jika kamu orang-orang mukmin. وَيُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Wa yubayyinullāhu lakumul-āyāti, wallāhu alīmun ḥakīmun. Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. اِنَّ الَّذِيْنَ يُحِبُّوْنَ اَنْ تَشِيْعَ الْفَاحِشَةُ فِى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌۙ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ Innal-lażīna yuḥibbūna an tasyīal-fāḥisyatu fil-lażīna āmanū lahum ażābun alīmun, fid-dun-yā wal-ākhirahti, wallāhu yalamu wa antum lā talamūna. Sesungguhnya orang-orang yang senang atas tersebarnya berita bohong yang sangat keji itu di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang sangat pedih di dunia dan di akhirat. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ وَاَنَّ اللّٰهَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ ࣖ Wa lau lā faḍlullāhi alaikum wa raḥmatuhū wa annallāha ra'ūfur raḥīmun. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu dan bukan karena Allah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang, niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar. ۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ وَمَنْ يَّتَّبِعْ خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ فَاِنَّهٗ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ مَا زَكٰى مِنْكُمْ مِّنْ اَحَدٍ اَبَدًاۙ وَّلٰكِنَّ اللّٰهَ يُزَكِّيْ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tattabiū khuṭuwātisy-syaiṭāni, wa may yattabi khuṭuwātisy-syaiṭāni fa innahū ya'muru bil-faḥsyā'i wal-munkari, wa lau lā faḍlullāhi alaikum wa raḥmatuhū mā zakā minkum min aḥadin abadān, wa lākinnallāha yuzakkī may yasyā'u, wallāhu samīun alīmun. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan! Siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya dia setan menyuruh manusia mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu bersih dari perbuatan keji dan mungkar itu selama-lamanya. Akan tetapi, Allah membersihkan siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Wa lā ya'tali ulul-faḍli minkum was-saati ay yu'tū ulil-qurbā wal-masākīna wal-muhājirīna fī sabīlillāhi, wal yafū wal yaṣfaḥū, alā tuḥibbūna ay yagfirallāhu lakum, wallāhu gafūrur raḥīmun. Janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan rezeki di antara kamu bersumpah tidak akan memberi bantuan kepada kerabat-nya, orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. اِنَّ الَّذِيْنَ يَرْمُوْنَ الْمُحْصَنٰتِ الْغٰفِلٰتِ الْمُؤْمِنٰتِ لُعِنُوْا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ۙ Innal-lażīna yarmūnal-muḥṣanātil-gāfilātil-mu'mināti luinū fid-dun-yā wal-ākhirahti, wa lahum ażābun aẓīmun. Sesungguhnya orang-orang yang menuduh perempuan baik-baik, polos, dan beriman dengan tuduhan berzina, mereka dilaknat di dunia dan di akhirat dan mereka akan mendapat azab yang besar يَّوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ اَلْسِنَتُهُمْ وَاَيْدِيْهِمْ وَاَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Yauma tasyhadu alaihim alsinatuhum wa aidīhim wa arjuluhum bimā kānū yamalūna. pada hari ketika lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. يَوْمَىِٕذٍ يُّوَفِّيْهِمُ اللّٰهُ دِيْنَهُمُ الْحَقَّ وَيَعْلَمُوْنَ اَنَّ اللّٰهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ Yauma'iżiy yuwaffīhimullāhu dīnahumul-ḥaqqa wa yalamūna annallāha huwal-ḥaqqul-mubīnu. Pada hari itu Allah menyempurnakan balasan yang sebenarnya bagi mereka dan mereka mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Mahabenar lagi Maha Menjelaskan. اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ ࣖ Al-khabīṡātu lil-khabīṡīna wal-khabīṡūna lil-khabīṡāti, waṭ-ṭayyibātu liṭ-ṭayyibīna waṭ-ṭayyibūna liṭ-ṭayyibāti, ulā'ika mubarra'ūna mimmā yaqūlūna, lahum magfiratuw wa rizqun karīmun. Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji pula, sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik pula. Mereka yang baik itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتّٰى تَسْتَأْنِسُوْا وَتُسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَهْلِهَاۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tadkhulū buyūtan gaira buyūtikum ḥattā tasta'nisū wa tusallimū alā ahlihā, żālikum khairul lakum laallakum tażakkarūna. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Demikian itu lebih baik bagimu agar kamu mengambil pelajaran. فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فِيْهَآ اَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوْهَا حَتّٰى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَاِنْ قِيْلَ لَكُمُ ارْجِعُوْا فَارْجِعُوْا هُوَ اَزْكٰى لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ عَلِيْمٌ Fa illam tajidū fīhā aḥadan falā tadkhulūhā ḥattā yu'żana lakum wa in qīla lakumurjiū farjiū huwa azkā lakum, wallāhu bimā tamalūna alīmun. Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, janganlah masuk sebelum mendapat izin. Jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah,” hendaklah kamu kembali. Itu lebih suci bagimu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَدْخُلُوْا بُيُوْتًا غَيْرَ مَسْكُوْنَةٍ فِيْهَا مَتَاعٌ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُوْنَ وَمَا تَكْتُمُوْنَ Laisa alaikum junāḥun an tadkhulū buyūtan gaira maskūnatin fīhā matāul lakum, wallāhu yalamu mā tubdūna wa mā taktumūna. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak dihuni sebagai tempat umum yang di dalamnya ada kepentingan kamu; Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan. قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ Qul lil-mu'minīna yaguḍḍū min abṡārihim wa yaḥfaẓū furūjahum, żālika azkā lahum, innallāha khabīrum bimā yaṣnaūna. Katakanlah kepada laki-laki yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya. Demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang mereka perbuat. وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اٰبَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤىِٕهِنَّ اَوْ اَبْنَاۤءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْٓ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَاۤىِٕهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَاۤءِ ۖوَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّۗ وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ Wa qul lil-mu'mināti yagḍuḍna min abṡārihinna wa yaḥfaẓna furūjahunna wa lā yubdīna zīnatahunna illā mā ẓahara minhā walyaḍribna bikhumurihinna alā juyūbihinna, wa lā yubdīna zīnatahunna illā libuūlatihinna au ābā'ihinna au abnā'ihinna au abnā'i buūlatihinna au ikhwānihinna au banī ikhwānihinna au nisā'ihinna au mā malakat aimānuhunna awit-tābiīna gairi ulil-irbati minar-rijāli awiṭ-ṭiflil-lażīna lam yaẓharū alā aurātin-nisā'i, wa lā yaḍribna bi'arjulihinna liyulama mā yukhfīna min zīnatihinna, wa tūbū ilallāhi jamīan ayyuhal-mu'minūna laallakum tufliḥūna. Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya, memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya bagian tubuhnya, kecuali yang biasa terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya auratnya, kecuali kepada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka, saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, para perempuan sesama muslim, hamba sahaya yang mereka miliki, para pelayan laki-laki tua yang tidak mempunyai keinginan terhadap perempuan, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung. وَاَنْكِحُوا الْاَيَامٰى مِنْكُمْ وَالصّٰلِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَاِمَاۤىِٕكُمْۗ اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَاۤءَ يُغْنِهِمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ Wa ankiḥul-ayāmā minkum waṣ-ṣāliḥīna min ibādikum wa imā'ikum, iy yakūnū fuqarā'a yugnihimullāhu min faḍlihī, wallāhu wāsiun alīmun. Nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu dan juga orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamu, baik laki-laki maupun perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Allah Mahaluas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Walyastafifil-lażīna lā yajidūna nikāḥan ḥattā yugniyahumullāhu min faḍlihī, wal-lażīna yabtagūnal-kitāba mimmā malakat aimānukum fa kātibūhum in alimtum fīhim khairaw wa ātūhum mim mālillāhil-lażī ātākum, wa lā tukrihū fatayātikum alal-bigā'i in aradna taḥaṣṣunal litabtagū araḍal-ḥayātid-dun-yā, wa may yukrihhunna fa innallāha mim badi ikrāhihinna gafūrur raḥīmun. Orang-orang yang tidak mampu menikah, hendaklah menjaga kesucian diri-nya sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Apabila hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian kebebasan, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka. Berikanlah kepada mereka sebagian harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, jika mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada mereka setelah mereka dipaksa. وَلَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ اٰيٰتٍ مُّبَيِّنٰتٍ وَّمَثَلًا مِّنَ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَ ࣖ Wa laqad anzalnā ilaikum āyātim mubayyinātiw wa maṡalam minal-lażīna khalau min qablikum wa mauiẓatal lil-muttaqīna. Sungguh, Kami benar-benar telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penjelasan, contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu, dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. ۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۙ Allāhu nūrus-samāwāti wal-arḍi, maṡalu nūrihī kamisykātin fīhā miṣbāḥun, al-miṣbāḥu fī zujājahtin, az-zujājatu ka'annahā kaukabun durriyyuy yūqadu min syajaratim mubārakatin zaitūnatil lā syarqiyyatiw wa lā garbiyyahtin, yakādu zaituhā yuḍī'u wa lau lam tamsashu nārun, nūrun alā nūrin, yahdillāhu linūrihī may yasyā'u, wa yaḍribullāhul-amṡāla lin-nāsi, wallāhu bikulli syai'in alīmun. Allah pemberi cahaya pada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang pada dinding yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis. Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. فِيْ بُيُوْتٍ اَذِنَ اللّٰهُ اَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهٗۙ يُسَبِّحُ لَهٗ فِيْهَا بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ ۙ Fī buyūtin ażinallāhu an turfaa wa yużkara fīhasmuhū, yusabbiḥu lahū fīhā bil-guduwwi wal-āṣāli. Cahaya itu ada di rumah-rumah yang telah Allah perintahkan untuk dimuliakan dan disebut di dalamnya nama-Nya. Di dalamnya senantiasa bertasbih kepada-Nya pada waktu pagi dan petang رِجَالٌ لَّا تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَّلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ وَاِقَامِ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءِ الزَّكٰوةِ ۙيَخَافُوْنَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيْهِ الْقُلُوْبُ وَالْاَبْصَارُ ۙ Rijālul lā tulhīhim tijāratuw wa lā baiun an żikrillāhi wa iqāmiṣ-ṣalāti wa ītā'iz-zakāhti, yakhāfūna yauman tataqallabu fīhil-qulūbu wal-abṣāru. orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang hari Kiamat. لِيَجْزِيَهُمُ اللّٰهُ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَيَزِيْدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖۗ وَاللّٰهُ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ Liyajziyahumullāhu aḥsana mā amilū wa yazīduhum min faḍlihī, wallāhu yarzuqu may yasyā'u bigairi ḥisābin. Mereka melakukan itu agar Allah memberi balasan kepada mereka yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Allah menganugerahkan rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas. وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍۢ بِقِيْعَةٍ يَّحْسَبُهُ الظَّمْاٰنُ مَاۤءًۗ حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَهٗ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا وَّوَجَدَ اللّٰهَ عِنْدَهٗ فَوَفّٰىهُ حِسَابَهٗ ۗ وَاللّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِ ۙ Wal-lażīna kafarū amāluhum kasarābim biqīatiy yaḥsabuhuẓ-ẓam'ānu mā'ān, ḥattā iżā jā'ahū lam yajidhu syai'aw wa wajadallāha indahū fa waffāhu ḥisābahū, wallāhu sarīul-ḥisābi. Orang-orang yang kufur, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar. Orang-orang yang dahaga menyangkanya air, hingga apabila ia mendatanginya, ia tidak menjumpai apa pun. Sebaliknya, ia mendapati ketetapan Allah baginya di sana, lalu Dia memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan sempurna. Allah sangat cepat perhitungan-Nya. اَوْ كَظُلُمٰتٍ فِيْ بَحْرٍ لُّجِّيٍّ يَّغْشٰىهُ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ مَوْجٌ مِّنْ فَوْقِهٖ سَحَابٌۗ ظُلُمٰتٌۢ بَعْضُهَا فَوْقَ بَعْضٍۗ اِذَآ اَخْرَجَ يَدَهٗ لَمْ يَكَدْ يَرٰىهَاۗ وَمَنْ لَّمْ يَجْعَلِ اللّٰهُ لَهٗ نُوْرًا فَمَا لَهٗ مِنْ نُّوْرٍ ࣖ Au kaẓulumātin fī baḥril lujjiyyiy yagsyāhu maujum min fauqihī maujum min fauqihī saḥābun, ẓulumātum baḍuhā fauqa baḍin, iżā akhraja yadahū lam yakad yarāhā, wa mal lam yajalillāhu lahū nūran famā lahū min nūrin. Atau, amal perbuatan orang-orang yang kufur itu seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang yang di atasnya ada awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya, ia benar-benar tidak dapat melihatnya. Siapa yang tidak diberi cahaya petunjuk oleh Allah, maka dia tidak mempunyai cahaya sedikit pun. اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُسَبِّحُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالطَّيْرُ صٰۤفّٰتٍۗ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهٗ وَتَسْبِيْحَهٗۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌۢ بِمَا يَفْعَلُوْنَ Alam tara annallāha yusabbiḥu lahū man fis-samāwāti wal-arḍi waṭ-ṭairu ṣāffātin, kullun qad alima ṣalātahū wa tasbīḥahū, wallāhu alīmum bimā yafalūna. Tidakkah engkau Nabi Muhammad tahu bahwa sesungguhnya kepada Allahlah apa yang di langit dan di bumi dan burung-burung yang merentangkan sayapnya senantiasa bertasbih. Masing-masing sungguh telah mengetahui doa dan tasbihnya. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan. وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ Wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍi, wa ilallāhil-maṣīru. Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi dan hanya kepada Allahlah kembalinya seluruh makhluk. اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِ ۗ Alam tara annallāha yuzjī saḥāban ṡumma yu'allifu bainahū ṡumma yajaluhū rukāman fa taral-wadqa yakhruju min khilālihī, wa yunazzilu minas-samā'i min jibālin fīhā mim baradin fa yuṣību bihī may yasyā'u wa yaṣrifuhū am may yasyā'u, yakādu sanā barqihī yażhabu bil-abṣāri. Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia juga menurunkan butiran-butiran es dari langit, yaitu dari gumpalan-gumpalan awan seperti gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya butiran-butiran es itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan. يُقَلِّبُ اللّٰهُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّاُولِى الْاَبْصَارِ Yuqallibullāhul-laila wan-nahāra, inna fī żālika laibratal li'ulil-abṣāri. Allah menjadikan malam dan siang silih berganti. Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan yang tajam. وَاللّٰهُ خَلَقَ كُلَّ دَاۤبَّةٍ مِّنْ مَّاۤءٍۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى بَطْنِهٖۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى رِجْلَيْنِۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰٓى اَرْبَعٍۗ يَخْلُقُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Wallāhu khalaqa kulla dābbatim mim mā'in, fa minhum may yamsyī alā baṭinihī, wa minhum may yamsyī alā rijlaini, wa minhum may yamsyī alā arbain, yakhluqullāhu mā yasyā'u, innallāha alā kulli syai'in qadīrun. Allah menciptakan semua jenis hewan dari air. Sebagian berjalan dengan perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, dan sebagian yang lain berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اٰيٰتٍ مُّبَيِّنٰتٍۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Laqad anzalnā āyātim mubayyinātin, wallāhu yahdī may yasyā'u ilā ṣirāṭim mustaqīmin. Sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang memberi penjelasan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk. وَيَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَبِالرَّسُوْلِ وَاَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلّٰى فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَۗ وَمَآ اُولٰۤىِٕكَ بِالْمُؤْمِنِيْنَ Wa yaqūlūna āmannā billāhi wa bir-rasūli wa aṭanā ṡumma yatawallā farīqum minhum mim badi żālika, wa mā ulā'ika bil-mu'minīna. Mereka orang-orang munafik berkata, “Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul Nabi Muhammad dan kami menaati keduanya.” Kemudian, sebagian dari mereka berpaling setelah itu. Mereka itu bukanlah orang-orang mukmin. وَاِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ مُّعْرِضُوْنَ Wa iżā duū ilallāhi wa rasūlihī liyaḥkuma bainahum iżā farīqum minhum muriḍūna. Apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar ia Rasul memutuskan perkara di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka berpaling. وَاِنْ يَّكُنْ لَّهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوْٓا اِلَيْهِ مُذْعِنِيْنَ Wa iy yakul lahumul-ḥaqqu ya'tū ilaihi mużinīna. Akan tetapi, jika kebenaran putusan Rasul menguntungkan mereka, mereka datang kepadanya Rasul dengan patuh. اَفِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ اَمِ ارْتَابُوْٓا اَمْ يَخَافُوْنَ اَنْ يَّحِيْفَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُوْلُهٗ ۗبَلْ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ࣖ Afī qulūbihim maraḍun amirtābū am yakhāfūna ay yaḥīfallāhu alaihim wa rasūluhū, bal ulā'ika humuẓ-ẓālimūna. Apakah sikap mereka yang demikian itu karena dalam hati mereka ada penyakit atau karena mereka ragu-ragu ataukah karena takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya berbuat zalim kepada mereka? Sebaliknya, mereka itulah orang-orang yang zalim. اِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اَنْ يَّقُوْلُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ Innamā kāna qaulal-mu'minīna iżā duū ilallāhi wa rasūlihī liyaḥkuma bainahum ay yaqūlū saminā wa aṭanā, wa ulā'ika humul-mufliḥūna. Sesungguhnya yang merupakan ucapan orang-orang mukmin, apabila mereka diajak kepada Allah dan Rasul-Nya agar ia memutuskan perkara di antara mereka, hanyalah, “Kami mendengar dan kami taat.” Mereka itulah orang-orang beruntung. وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَخْشَ اللّٰهَ وَيَتَّقْهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ Wa may yuṭiillāha wa rasūlahū wa yakhsyallāha wa yattaqhi fa ulā'ika humul-fā'izūna. Siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. ۞ وَاَقْسَمُوْا بِاللّٰهِ جَهْدَ اَيْمَانِهِمْ لَىِٕنْ اَمَرْتَهُمْ لَيَخْرُجُنَّۗ قُلْ لَّا تُقْسِمُوْاۚ طَاعَةٌ مَّعْرُوْفَةٌ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ Wa aqsamū billāhi jahda aimānihim la'in amartahum layakhrujunna, qul lā tuqsimū, ṭāatum marūfahtun, innallāha khabīrum bimā tamalūna. Mereka bersumpah atas nama Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika engkau menyuruh mereka berperang, pastilah mereka akan berangkat. Katakanlah Nabi Muhammad, “Janganlah kamu bersumpah karena yang diminta adalah ketaatan yang baik. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَّا حُمِّلْتُمْۗ وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوْاۗ وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ Qul aṭīullāha wa aṭīur-rasūla, fa in tawallau fa innamā alaihi mā ḥummila wa alaikum mā ḥummiltum, wa in tuṭīūhu tahtadū, wa mā alar rasūli illal-balāgul-mubīnu. Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul. Jika kamu berpaling, sesungguhnya kewajiban Rasul Nabi Muhammad hanyalah apa yang dibebankan kepadanya dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan amanat Allah dengan jelas.” وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ Waadallāhul-lażīna āmanū minkum wa amiluṣ-ṣāliḥāti layastakhlifannahum fil-arḍi kamastakhlafal-lażīna min qablihim, wa layumakkinanna lahum dīnahumul-lażirtaḍā lahum wa layubaddilannahum mim badi khaufihim amnān, yabudūnanī lā yusyrikūna bī syai'ān, wa man kafara bada żālika fa ulā'ika humul-fāsiqūna. Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan yang mengerjakan kebajikan bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai; dan Dia sungguh akan mengubah keadaan mereka setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Siapa yang kufur setelah janji tersebut, mereka itulah orang-orang fasik. وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ Wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa aṭīur-rasūla laallakum turḥamūna. Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul Nabi Muhammad agar kamu dirahmati. لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِۚ وَمَأْوٰىهُمُ النَّارُۗ وَلَبِئْسَ الْمَصِيْرُ ࣖ Lā taḥsabannal-lażīna kafarū mujizīna fil-arḍi, wa ma'wāhumun-nāru, wa labi'sal-maṣīru. Janganlah engkau mengira bahwa orang-orang yang kufur itu dapat melemahkan Allah di bumi sehingga dapat menghindar dari siksa-Nya. Tempat kembali mereka di akhirat adalah neraka. Itulah seburuk-buruk tempat kembali. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلٰثَ مَرّٰتٍۗ مِنْ قَبْلِ صَلٰوةِ الْفَجْرِ وَحِيْنَ تَضَعُوْنَ ثِيَابَكُمْ مِّنَ الظَّهِيْرَةِ وَمِنْۢ بَعْدِ صَلٰوةِ الْعِشَاۤءِۗ ثَلٰثُ عَوْرٰتٍ لَّكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌۢ بَعْدَهُنَّۗ طَوَّافُوْنَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Yā ayyuhal-lażīna āmanū liyasta'żinkumul-lażīna malakat aimānukum wal-lażīna lam yablugul-ḥuluma minkum ṡalāṡa marrātin, min qabli ṣalātil-fajri wa ḥīna taḍaūna ṡiyābakum minaẓ-ẓahīrati wa mim badi ṣalātil-isyā'i, ṡalāṡu aurātil lakum, laisa alaikum wa lā alaihim junāḥum badahunna, ṭawwāfūna alaikum baḍukum alā baḍin, każālika yubayyinullāhu lakumul-āyāti, wallāhu alīmun ḥakīmun. Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah hamba sahaya laki-laki dan perempuan yang kamu miliki dan orang-orang yang belum balig dewasa di antara kamu meminta izin kepada kamu tiga kali, yaitu sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian luar-mu di tengah hari, dan setelah salat Isya. Itu adalah tiga waktu yang biasanya aurat terbuka bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak pula bagi mereka selain dari tiga waktu itu. Mereka sering keluar masuk menemuimu. Sebagian kamu memang sering keluar masuk atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. وَاِذَا بَلَغَ الْاَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوْا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ Wa iżā balagal-aṭfālu minkumul-ḥuluma falyasta'żinū kamasta'żanal-lażīna min qablihim, każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī,wallāhu alīmun ḥakīmun. Apabila anak-anak di antaramu telah sampai umur dewasa, hendaklah mereka meminta izin seperti halnya orang-orang yang telah dewasa sebelum mereka juga meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاۤءِ الّٰتِيْ لَا يَرْجُوْنَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ اَنْ يَّضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجٰتٍۢ بِزِيْنَةٍۗ وَاَنْ يَّسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ Wal-qawāidu minan-nisā'il-lātī lā yarjūna nikāḥan fa laisa alaihinna junāḥun ay yaḍana ṡiyābahunna gaira mutabarrijātim bizīnahtin, wa ay yastafifna khairul lahunna, wallāhu samīun alīmun. Para perempuan tua yang telah berhenti dari haid dan mengandung yang tidak lagi berhasrat menikah, tidak ada dosa bagi mereka menanggalkan pakaian luar dengan tidak bermaksud menampakkan perhiasan. Akan tetapi, memelihara kehormatan tetap mengenakan pakaian luar lebih baik bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. لَيْسَ عَلَى الْاَعْمٰى حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْاَعْرَجِ حَرَجٌ وَّلَا عَلَى الْمَرِيْضِ حَرَجٌ وَّلَا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ اَنْ تَأْكُلُوْا مِنْۢ بُيُوْتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اٰبَاۤىِٕكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اُمَّهٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اِخْوَانِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخَوٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَعْمَامِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ عَمّٰتِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ اَخْوَالِكُمْ اَوْ بُيُوْتِ خٰلٰتِكُمْ اَوْ مَا مَلَكْتُمْ مَّفَاتِحَهٗٓ اَوْ صَدِيْقِكُمْۗ لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَأْكُلُوْا جَمِيْعًا اَوْ اَشْتَاتًاۗ فَاِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُبٰرَكَةً طَيِّبَةً ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ ࣖ Laisa alal-amā ḥarajuw wa lā alal-araji ḥarajuw wa lā alal-marīḍi ḥarajuw wa lā alā anfusikum an ta'kulū mim buyūtikum au buyūti ābā'ikum au buyūti ummahātikum au buyūti ikhwānikum au buyūti akhawātikum au buyūti amāmikum au buyūti ammātikum au buyūti akhwālikum au buyūti khālātikum au mā malaktum mafātiḥahū au ṣadīqikum, laisa alaikum junāḥun an ta'kulū jamīan au asytātān, fa iżā dakhaltum buyūtan fa sallimū alā anfusikum taḥiyyatam min indillāhi mubārakatan ṭayyibahtan, każālika yubayyinullāhu lakumul-āyāti laallakum taqilūna. Tidak ada halangan bagi orang buta, orang pincang, orang sakit, dan dirimu untuk makan bersama-sama mereka di rumahmu, di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, di rumah yang kamu miliki kuncinya, atau di rumah kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagimu untuk makan bersama-sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah itu, hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya, yang berarti memberi salam kepada dirimu sendiri dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mengerti. اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاِذَا كَانُوْا مَعَهٗ عَلٰٓى اَمْرٍ جَامِعٍ لَّمْ يَذْهَبُوْا حَتّٰى يَسْتَأْذِنُوْهُۗ اِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَأْذِنُوْنَكَ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۚ فَاِذَا اسْتَأْذَنُوْكَ لِبَعْضِ شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِّمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Innamal-mu'minūnal-lażīna āmanū billāhi wa rasūlihī wa iżā kānū maahū alā amrin jāmiil lam yażhabū ḥattā yasta'żinūhu, innal-lażīna yasta'żinūnaka ulā'ikal-lażīna yu'minūna billāhi wa rasūlihī, fa iżasta'żanūka libaḍi sya'nihim fa'żal liman syi'ta minhum wastagfir lahumullāha, innallāha gafūrur raḥīmun. Yang disebut orang-orang yang benar-benar mukmin hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Nabi Muhammad, dan apabila mereka berada bersama-sama dengan dia Nabi Muhammad dalam suatu urusan bersama, mereka tidak meninggalkan Rasulullah sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu Nabi Muhammad, mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka, apabila mereka meminta izin kepadamu karena suatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang engkau kehendaki di antara mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. لَا تَجْعَلُوْا دُعَاۤءَ الرَّسُوْلِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاۤءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًاۗ قَدْ يَعْلَمُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ يَتَسَلَّلُوْنَ مِنْكُمْ لِوَاذًاۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖٓ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ Lā tajalū duā'ar-rasūli bainakum kaduā'i baḍikum baḍān, qad ya'lamullāhul-lażīna yatasallalūna minkum liwāżān, falyaḥżaril-lażīna yukhālifūna an amrihī an tuṣībahum fitnatun au yuṣībahum ażābun alīmun. Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul Nabi Muhammad di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian yang lain. Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar secara sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung kepada kawannya. Maka, hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih. اَلَآ اِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ قَدْ يَعْلَمُ مَآ اَنْتُمْ عَلَيْهِۗ وَيَوْمَ يُرْجَعُوْنَ اِلَيْهِ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْاۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ Alā inna lillāhi mā fis-samāwāti wal-arḍi, qad yalamu mā antum alaihi, wa yauma yurjaūna ilaihi fa yunabbi'uhum bimā amilū, wallāhu bikulli syai'in alīmun. Ketahuilah bahwa sesungguhnya milik Allahlah apa yang di langit dan di bumi. Dia benar-benar mengetahui keadaan kamu sekarang dan benar-benar mengetahui pula hari ketika mereka dikembalikan kepada-Nya, lalu Dia menerangkan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
| Глθглиле чеጬуκα | Епр гоχеሜуδ | Бωճи մոνуያጵрը |
|---|
| М йቀվуջο | Щуቮоኒቷ иհո | Ашо озሢ опоηቆв |
| Վօճиደаջу амишሽሒо интаጵ | ቪτ це | Посвը укрሽτехеሡω |
| Уζаበուз ኮ | ኗο γደду | ህутвοኢየ акокеሑ ፈ |
DownloadArti Perkata Lengkap (Offline) Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 59 Tafsir Kemenag RI. Setelah menjelaskan larangan menyakiti, menghina, dan mengganggu Nabi dan orang-orang yang beriman, Allah lalu memerintah perempuan mukmin, khususnya istri-istri Nabi, agar mengenakan jilbab supaya terhindar dari gangguan dan hinaan orang-orang jahat.
TafsirBerharga Berkaitan Surat An-Nur Ayat 19. Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir berharga dari ayat ini. Didapati beraneka penafsiran dari beragam mufassirin terkait makna surat An-Nur ayat 19, antara lain seperti tercantum: Sesungguhnya orang-orang yang suka
AnNur ayat 2 berbunyi: "Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus daliyah, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya dalam (menerapkan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
7September 2023. Diartikel kali ini akan dikutip sebuah ayat dari surat kedua dalam urutan Al-Quran yakni Al-Baqarah ayat 83 dengan terjemah bahasa indonesia, mufradat (terjemah / arti perkata) serta tambahan asbabun nuzul di akhir bahasan. Di artikel sebelumnya juga sudah disinggung mengenai Teks Arab Bacaan Surat Ayat Kursi (Al-Baqarah 255
QSAl ISRA AYAT 32 & QS AN NUR : 2 kuis untuk Professional Development. Temukan kuis lain seharga Religious Studies dan lainnya di Quizizz gratis! Al Quran Hadist 963 plays 4th 10 Qs . Parable of The Talents 1.4K plays 1st - 4th Arti kata dari dalam QS. An-Nur /24 : 2 artinya . menimpa kamu. masing-masing. belas kasihan. menyaksikan
TLhij. gbb1bvj9kn.pages.dev/48gbb1bvj9kn.pages.dev/278gbb1bvj9kn.pages.dev/49gbb1bvj9kn.pages.dev/408gbb1bvj9kn.pages.dev/372gbb1bvj9kn.pages.dev/94gbb1bvj9kn.pages.dev/468gbb1bvj9kn.pages.dev/191
arti perkata surat an nur ayat 2