mereka Inilah akibat penyangkalan terhadap "prinsip ekonomi" yang melekat pada sistem ekonomi terencana padahal prinsip tersebut merupakan syarat mendasar bagi aktivitas ekonomi yang sehat. Persaingan dalam kegiatan usaha senafas dengan kegiatan usaha itu sendiri. Pada prinsipnya, setiap orang berhak menjual atau membeli barang
Web server is down Error code 521 2023-06-16 195442 UTC What happened? The web server is not returning a connection. As a result, the web page is not displaying. What can I do? If you are a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you are the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not responding. Additional troubleshooting information. Cloudflare Ray ID 7d859b2be9c81af8 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
TindakanEkonomi. Tindakan ekonomi atau bisa disebut juga sebagai pelaku ekonomi dalam kehidupan sehari-hari bisa terdiri atas 5 macam, yakni: Tindakan ekonomi perorangan. Setiap individu memiliki kebutuhan perekonomian masing-masing. Di dalam kehidupan sehari-hari juga terjadi berbagai transaksi atau tindakan ekonomi.
Connection timed out Error code 522 2023-06-16 195514 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d859b3959a506e0 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

2 Unsur-unsur kebijakan fiskal pada masa pemerintahan Rasulullah SAW. Melihat kondisi yang tidak menentu seperti ini, maka Rasulullah saw malakukan upya-upaya yang dikenal dengan kebijakan fiskal . baliau sebagai pemimpin di madinah yaitu dengan melakukan unsure-unsur ekonomi. Diantaranya adalah sebagai berikut : a. Sistem ekonomi

Salah satu hal yang dibangun Nabi Muhammad setelah berhijrah ke Madinah adalah mendirikan pasar, selain membangun masjid dan mempersaudarakan Muhajirin dengan Anshor. Tidak lain, usaha Nabi Muhammad ini untuk membangun dan mengembangkan ekonomi umat Islam. Karena pada saat itu, perekonomian di Madinah berpusat di pasar Bani Qainuqa dan dikuasai oleh pedagang Yahudi. Praktik riba dan kecurangan di pasar itu juga yang membuat Nabi Muhammad berinisiatif untuk membangun pasar sendiri. Nabi Muhammad melihat beberapa tempat untuk dijadikan lokasi pasar. Semula Nabi dan para sahabat melihat-lihat lokasi Pasar an-Nabit, namun beliau tidak setuju dengan lokasi itu. Nabi Muhammad kemudian mendapati suatu tempat bernama Baqi al-Zubair. Beliau memberikan tanda bahwa di lokasi itu akan dibangun sebuah pasar, namun Ka’ab bin al-Asyraf—seorang Yahudi marah-marah mengetahui hal itu. Dia merusak tanda yang disematkan Nabi di lokasi tersebut. Mengetahui hal itu, Nabi Muhammad tidak marah. Beliau lalu memindahkannya ke satu lokasi dekat kuburan Bani Saidah. Satu tempat yang kini dikenal sebagai Pasar Madinah. Sebagaimana dikehendaki Nabi, lokasi calon pasar ini luas dan strategis karena semua pendatang ke Madinah—baik dari Suriah maupun dari selatan— pasti melewati lokasi tersebut. Riwayat lain, ada seorang sahabat yang menunjukkan lokasi tersebut dan Nabi kemudian menyetujuinya. Pada saat itu, pasar Nabi ini disebut Baqi al-Khail Pasar Baqi, dan di sampingnya kuburan Baqi al-Gharqad. Lokasinya yang berada di pinggir Kota Madinah memudahkan pada pedagang untuk menyuplai barang tanpa harus melewati jalan-jalan Kota Madinah dan mengganggu aktivitas warga. Dengan demikian, pasar tersebut berhasil menyediakan komoditas yang lebih banyak dan lebih lengkap untuk mencukupi kebutuhan warga Madinah, sehingga berhasil menyaingi bahkan mengalahkan Pasar Qainuqa yang dikuasai kaum Yahudi. Barang yang disuplai ke pasar tersebut tidak hanya makanan, tetapui juga bahan dapur, kain, minyak wangi, peralatan perang, dan lainnya. Dalam Al-Taratib al-Idariyah sebagaimana diceritakan Nizar Abazhah dalam Sejarah Madinah 2017, berbagai macam komoditas dipasok ke Pasar Baqi tersebut, di antaranya tepung, minyak samin, madu, beragam buah-buahan dari Thaif, beragam biji-bijian dari Suriah, aneka warna pakaian dan kain sutra, aneka minyak wangi, za’faran, misik, anbar, dan zanbaq atau lily, obat-obatan, dan gula. Selain itu, ada bawang merah, bawang putih, mentimun, kacang-kacangan, labu dan aneka jenis sayur, kurma—baik dari Madinah atau pun dari luar, tombak, lembing, baju besi, dan berbagai peralatan perang lainnya. Tidak hanya memilih lokasi yang luas dan strategis, Nabi Muhammad juga menerapkan kebijakan-kebijakan di Pasar Baqi dalam membangun ekonomi umat. Pertama, tidak mengizinkan seseorang membuat tempat khusus di pasar. Maksudnya, para pedagang dilarang membuat lapak khusus di pasar. Siapa yang datang duluan, dia yang berhak menempati lokasi itu. Ini dimaksudkan agar para pedagang datang lebih awal untuk memilih tempat yang strategis. Dengan kebijakan ini, maka tidak ada diskriminasi dan tidak ada pedagang yang dirugikan karena pasar menjadi milik bersama. Suatu hari Nabi Muhammad mendapati ada sebuah tenda berdiri di pasar. Setelah ditanyakan, ternyata tenda itu milik Bani Haritsah yang menjual kurma. Nabi Muhammad kemudian memerintahkan agar tenda itu dibongkar. Kedua, membebaskan pedagang dari pajak dan upeti. Para pedagang yang ada di Pasar Baqi tidak ditarik untuk membayar retribusi. Tentu saja kebijakan ini sangat menguntungkan para pedagang karena laba mereka menjadi utuh, tidak berkurang untuk membayar ini dan itu. “Ini pasar kalian, jangan disempitkan dan jangan ditarik retribusi,” kata Nabi Muhammad kepada para sahabatnya. Ketiga, mengimpor komoditas. Nabi Muhammad juga mendorong agar para pedagang di pasar mengimpor barang-barang komoditas. Misalnya kurma karena Madinah merupakan daerah pertanian dan penghasil buah tersebut. Nabi Muhammad juga turun langsung ke pasar untuk mengawasi agar praktik-praktik transaksi sesuai dengan ajaran agama Islam. Pada suatu ketika misalnya, Nabi Muhammad mendapati setumpuk makanan. Beliau kemudian memasukkan tangannya ke dalamnya untuk mengecek kualitas makanan itu. Ternyata makanan itu bagian bawahnya basah. Setelah ditanya, sang pedagang bahwa makanan itu basah karena kehujanan. “Kenapa yang basah tidak kau taruh di atas, biar kelihatan. Siapa menipu, ia bukan golonganku,” kata Nabi Muhammad. Begitu lah Nabi Muhammad. Beliau selalu menekankan kejujuran dalam setiap transaksi jual beli sehingga tidak ada yang dirugikan. Terkadang Nabi Muhammad juga menugaskan orang lain untuk mengawasi pasar. Setelah Fathu Makkah misalnya, Nabi Muhammad menugaskan Said bin Said bin al-Ash untuk mengawasi pasar Makkah. Dengan kebijakan Nabi dan semangat para sahabat dalam berniaga, maka tidak heran jika Pasar Baqi atau Pasar Madinah menjadi pusat perekonomian baru dalam kancah regional Arab, melebihi pasar kaum Yahudi di Qainuqa. Penulis Muchlishon Rochmat Editor Alhafiz Kurniawan Dimana aplikasi ini sebagai media kesiapsiagaan untuk membantu masyarakat dalam hal membangun dan menjaga mata pencaharian pada pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. '' PMI berencana mengenalkan Aplikasi Atlas ini kepada pelaku usaha kecil dengan melibatkan mereka dalam sejumlah kegiatan,'' ujar Kasubdiv Tanggap Darurat dan Pemulihan
PEMIKIRAN ekonomi Islam diawali sejak Muhammad ﷺ dipilih sebagai seorang Rasul utusan Allah. Rasulullah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang menyangkut berbagai hal yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan, selain masalah hukum fiqh, politik siyasah, juga masalah perniagaan atau ekonomi muamlah. Maslah-masalah ekonomi umat menjadi perhatian Rasulullah yang harus diperhatikan. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasullullah bersabda “kemiskinan membawa orang kepada kekafiran”. Maka upaya mengantas kemiskinan merupakan dari kebijakan-kebijakan social yang dikeluarkan Rasulullah. Selanjutnya kebijakan-kebijakan tersebut menjadi pedoman oleh para penggantinya Abu Bakar, Umar Bin Khatab, Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib dalam memutuskan masalah-masalah ekonomi. BACA JUGA Pasar Sebagai Pusat Perekonomian Islam Al-Qur’an dan al-Hadis digunakan sebagai dasar teori ekonomi oleh para khalifah juga digunakan oleh para pengikutnya dalam menata perekonomian Negara. Pelaksanaan Sistem Ekonomi Arab Jahiliyah dan Pada Masa Pemerintahan Nabi Muhammad SAW 571-632M Sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern, ilmu ekonomi Islam memang baru muncul pads tahun 1970-an. Tetapi, benarkah pemikiran tentang ekonomi Islam jugs merupakan fenomena baru pads abad 20? Ternyata tidak! Pemikiran tentang ekonomi Islam ternyata telah muncul sejak lebih dari seribu tahun lalu, bahkan sejak islam itu diturunkan melalui Nabi Muhammad ﷺ. Pemikiran ekonomi di kalangan pemikir muslim banyak mengisi khazanah pemikiran ekonomi dunia, pada masa di mana Barat masih claim kegelapan dark age. Pada masa tersebut dunia Islam justru mengalami puncak kejayaan dalam berbagai bidang. Pada masa Arab pra-Islam atau yang sering disebut masa jahiliyah sudah biasa melakukan transaksi berbau riba. Ath-Thabari menyatakan “Pada masa jahiliyah, praktik riba terletak pada penggandaan dan kelebihan jumlah umur satu tahun. Misalnya, seorang berhutang. Ketika sudah jatuh tempo, datanglah pemberi hutang untuk menagihnya seraya berkata, Engkau akan membayar hutangmu ataukah akan memberikan tambahan bungs nya saja kepadaku? Jika ia memiliki sesuatu yang dapat ia bayarkan maka ia pun membayarnya. Jika tidak, maka ia akan menyempurnakannya hingga satu tahun ke depan. Jika hutangnya berupa ibnatu makhadh anak unta yang berumur satu tahun, maka pembayarannya menjadi ibnatu labun anak unta yang berumur dua tahun pads tahun kedua. Kemudian la akan menjadikannya hiqqah anak unta yang berumur tiga tahun, kemudian menjadikannya jadzah unta dewasa. Selanjutnya kelipatan empat ke atas.” Juga dalam hal hutang emas ataupun uang, berlaku riba. Sebagai pelaku ekspor impor, jazirah Arab memiliki pusat kota tempat bertransaksi yaitu kota Makkah. Kota Makkah merupakan kota suci yang setup tahunnya dikunjungi, terutama karena disitulah terdapat bangunan suci Ka’bah. Selain itu di Ukaz terdapat pasar sebagai tempat bertransaksi dari berbagai belahan dunia dan tempat berlangsungnya perlombaan kebudayaan puisi Arab. Oleh karena itu kota tersebut menjadi pusat peradaban balk politik, ekonomi, dan budaya yang penting. Makkah merupakan jalur persilangan ekonomi internasional, yaitu menghubungkan Makkah ke Abysinia seterusnya menuju ke Afrika Tengah. Dari Makkah ke Damaskus seterusnya ke daratan eropa. Dari Makkah ke al-Machin Persia ke Kabul, Kashmir, Singking Sinjian sampai ke Zaitun dan Canton, selanjutnya menembus daerah Melayu. Selain itu jugs dari Makkah ke aden melalul laut menuju ke India, Nusantara, hingga Canton al-Haddad. BACA JUGA Pandangan Imam Al-Ghazali Mengenai Ekonomi Hal ini menyebabkan masyarakat Makkah memiliki peran strategis untuk berpartisipasi dalam dunia perekonomian tersebut. Mereka digolongkan menjadi tiga, yaitu para konglomerat yang memiliki modal, kedua, para pedagang yang mengolah modal dan’ para konglomerat, dan ketiga, para perampok dan rakyat biasa yang bemberikan jaimian keamanan kepada para khafilah pedagang dari peranatuan, mereka mendapatkan labs keuntungan sebesar sepuluh persen. Para pedagang tersebut menjual komoditas itu kepada para konglomerat, pejabat, tentara, dan keluarga penguasa, karena komoditas tersebut mahal, terutama barang-barang impor yang harus dikenai pajakyang sangat tinggi. Alat pembayaran yang mereka gunakan adalah koin yang terbuat dari perak, emas atau logam mula lain yang dittru dari mata uang Persia dan Romawi. Sampai sekarang koin tersebut masih tersimpan disejumlah museum di Timer Tengah. BACA JUGA Atasi Kesenjangan Ekonomi dengan Islam Dari berbagai sumber sejarah diketahui bahwa mata uang pada masa jahiliyah dan pada masa permulaan Islam, terdiri, dari dua macam dinar dan dirham. Mata uang dirham terbuat dari perak, terdiri dari tiga jenis Bughliyah, Jaraqiyah, dan Thabariyah. Ukurannya beragam. Bughliyah beratnya 4,66 gram, Jaraqiyah beratnya 3,40 gram, dan Thabariyah beratnya 2,83 gram. Sedangkan mata uang dinar terbuat dari emas. Pada masa jahiliyah dan pada permulaan Islam, Syam dan Hijaz menggunakan mata uang Dinar yang seluruhnya adalah mata uang Romawi. Mata uang ini dibuat di negeri Romawi, berukiran gambar raja, bertuliskan huruf Romawi. Sate dinar pada masa itu setara dengan 10 dirham. [] SUMBER DEFINISIWIRAUSAHAMENURUTAHLI
3Konsep ummah iaitu masyarakat atau umat manusia.Perkataan ummah disebut 40 kali dalan al Quran. Umat-umat yang disebutkan dalam al Quran termasuklah umat Nabi Ibrahim as, Nabi Isa as dan umat Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks Madinah ,ummah meliputi orang Islam dan bukan Islam iaitu kaumYahudi dan Nasrani.
1 Kondisi Ekonomi Umat Sebelum Hijrah Rasullah lahir di Kota Mekah. Penduduk Mekah dikenal sebagai masyarakat yang gemar melakukan perjalanan jauh ke luar kota. Kota Mekah adalah kota dagang, terdapat banyak saudagar-saudagar sukses di sana namun demikian, keadilan ekonomi di sana belum dapat terwujud. Kesengsaraan ekonomi golongan lemah terus saja terjadi. Kekuasaan perdagangan hanya dimiliki oleh sebagian kecil masyarakat Mekah yang dengan serakahnya menjarah materi tanpa menghiraukan aturan-aturan yang telah disepakati. Akibatnya mereka yang kaya menjadi semakin kaya, sedangkan masyarakat lemah semakin terpinggirkan. Kondisi ini tentunya sangat bertentangan dengan cita-cita Islam. Islam sangat menentang terjadinya ketimpangan sosial dan ekonomi tersebut. 2 SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN Nabi Muhammad SWT sejak lahir sering mendapatkan berbagai keistimewaan sekaligus keajaiban, diantaranya saat beliau lahir dalam keadaan sudah berkhitan dan tali pusarnya telah putus, selain itu beliau lahir dalam keadaan Yatim,2 bulan dalam kandungan tersesat dan miskin QS. adh-Dhuha6-9, umur 6 tahun beliau ditinggal oleh ibunya Siti Aminah lalu diasuh oleh kakeknya Abdul Muthallib 2 tahun kemudian kakeknya meninggal, lalu beliau hidup bersama pamannya Abu Thalib, saat itu Nabi Muhammad SAW mulai belajar bekerja dengan menggembala kambing milik pamannya dan berbisnis usaha bersama pamannya ke negeri Syam Syiria. Beliau dalam menjalankan bisnisnya, beliau berusaha memberi pelayanan pada pembeli dengan baik, bersikap sopan, ramah, jujur dll, sehingga beliau bergelar “al-Amin” karena kejujurannya. Karena sifat amanah, tekun dan utet dan murah senyum, yang dimiliki beliau, maka beliau dipercaya untuk berdagang barang Khadijah. Beliau berdagang dengan jujur, salah satu contoh kejujuran beliau yaitu beliau memberi tahu pembeli keadaan barang yang mau dijual, kalau barang itu ada cacatnya, beliau juga memberi harga sesuai kualitas barang. Khadijah meminta beliau untuk mendampinginya. Beliau berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berusia 40 tahun dan janda, beliau dikaruniai 6 keturunan oleh Allah. 3 MENELADANI PERJUANGAN NABI DAN PARA SAHABAT DI MADINAH Setelah Nabi Muhammad SAW menjadi Nabi dan Rasul, beliau berjuang tegakkan ajaran agama Islam. Selama 13 tahun Nabi berdawah di Kota Makkah, beliau banyak mendapat rintangan orang Kafir Quraisy, hingga perjalanan da’wahnya terhambat dan sangat terganggu. Karena itu Nabi lakukan Hijrah pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 13 ke Madinah dengan utus beberapa kaum Muslimin untuk berangkat ke Yasrib Madinah secara bertahap beliau berangkatkan kaum Muslimin ke Madinah dalam waktu 2 bulan. Beliau terakhir berangkat bersama para sahabatnya dan keluarganya. Sebelum beliau berangkat, kafir Quraisy merencanakan pembunuhan kepada Nabi yang dipromotori oleh Suraqah bin Naufal QS. al-Anfal30, namun tak berhasil, disamping itu ditengah perjalanan, mereka diketahui oleh pihak musuh, hingga mereka lakukan pengejaran, saat itu Nabi bersama Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur selama 3 malam, dan akhirnya beliau selamat sampai di Yasrib, atas pertolongan Allah SWT. Setibanya di Yasrib beliau di QUBA dan beristirahat 22 hari di rumah Kultsum bin Hamdan dari suku Aus, sedangkan Abu Bakar istirahat di rumahnya Habib bin Asaf dari Suku Khazraj. Di Quba Rasul bangun Masjid sebagai tempat ibadah dan mengajar ilmu agama Islam QS. at-Thaubah 109 Setelah beliau berhasil membangun Masjid, pertama kali yang dilakukan beliau adalah mempersatukan, mengarahkan dan membina masyarakat Anshar dan Muhajirin dengan meletakkan dasar-dasar kehidupan dalam bermasyarakat, yaitu a Mendirikan Masjid Nabawi, selain untuk tempat ibadah, juga berperan untuk mempersatukan kaum Muslimin dari berbagai suku dan etnis QS.’al-Hujurat13 juga sebagai pusat pemerintahan. b Mempersaudarakan kaum Anshar dengan kaum Muhajirin, hal ini tidak didasarkan pada ikatan darah, ras, tetapi berdasarkan agama aqidah. c Mendeklarasikan Piagam Madinah, yang bertujuan sebagai stabilitas keamanan antara kaum Muslimin dengan kaum Yahudi di Madinah. Perjuangan Rasul semasa di Madinah dapat kita lihat di bawah ini, yang patut kita contoh uswah dari beliau dalam rangka menegakkan ajaran agama Allah SWT, yaitu a Apabila disuatu tempat dimana kita tinggal, kondisi tak mendukung perjuangan kita dalam menegakkan kebenaran, maka sebaiknya kita mencari tempat lain, yang membuat kita tenang dalam berda’wah. b Sampai kapanpun kita tetap berkewajiban untuk berda’wah saling menasehati antara yang satu dengan lainnya. c Kita juga harus hidup bermasyarakat, karena kita tidak dapat tenang dan hidup tanpa adanya orang lain, tanpa membedakan golongan, suku, ras dan lain sebagainya. d Apabila kita menjadi pemimpin yang dipercaya maka lakukan dengan penuh amanah dengan tugas yang baik, mengayomi, melindungi bukan minta diayomi dan dilindungi. e Dalam realitanya kita harus saling menghormati, tolong menolong QS. Al-Maidah2, menjaga persatuan dan kesatuan ummatan wahidah, dan sabar dalam menjalankan da’wahnya, karena masyarakat yang kita hadapi sangat bervariasi bentuk dan karakternya. QS. Al-Ashri1-3 4 Keadilan Ekonomi dalam Piagam Madinah Melalui Piagam Madinah nabi mencoba untuk ganti tatanan masyarakat Madinah yang cenderung tak peduli terhadap kelompok lemah. Dalam pasal 11 Piagam Madinah disebutkan “Bahwa orang-orang mukmin tidak boleh membiarkan seseorang di antara mereka menanggung beban utang dan beban keluarga yang wajib diberi nafkah, tetapi hendaklah mereka membantunya dengan cara yang baik dalam membayar diat.” Dalam pasal 15 juga dijelaskan “Dan sesungguhnya perlindungan Allah itu satu. Dia melindungi mereka yang lemah. Sesungguhnya orang-orang mukmin sebagian mereka adalah penolong atau pembela terhadap sebagian yang lain, bukan golongan yang lain.” Rasulullah bersabda “Seorang muslim adalah saudara dengan sesama muslim, sehingga tidak menganiaya dan membiarkannya. Barang siapa yang mau memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan membalas memenuhi kebutuhannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesulitan dari seorang muslim, Allah pun akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitan pada hari kiamat . . . .” Bukha – ri- 5 Prinsip-Prinsip Ekonomi yang dibangun Nabi Awal mula ekonomi Rasulullah dan para sahabat, sebagai pendatang, amatlah sulit. Pada saat berhijrah, mereka tinggalkan seluruh hartanya di Mekah. Ketika seorang muslimin Muhajirin ada yang meninggal dunia, Rasulullah dan para sahabat membayar hutangnya, jika ada. Pada tahun ke-2 Rasulullah tetapkan kewajiban berzakat dan juga menetapkan para petugas pemungutnya. Selanjutnya beliau mendirikan Lembaga zakat “Baitul Ma-l az-Zakat”. Lembaga ini juga mengelola kekayaan dari harta rampasan perang. Dalam hadis riwayat Bukhari diceritakan ketika kaum Muhajirin datang ke Madinah mereka tidak membawa apa-apa. Kaum Ansar, sebagai pemilik tanah membagi hasil pertanian untuk kehidupan Muhajirin. Tapi tak lama kemudian, setelah perang Khaibar, kaum Muhajirin dapat mengembalikan pemberian kaum Ansar. Kondisi ini adalah pengelolaaan zakat yang tepat. Selain itu, juga disebabkan oleh usaha Rasulullah dalam menata ekonomi, khususnya perdagangan. Para sahabat Muhajirin melanjutkan kegiatan bisnisnya di Madinah. Mereka tunjukkan kepiawainnya menawarkan dagangannya. Dalam berbisnis, mereka memiliki kepribadian yang baik, tidak suka halalkan segala cara, dan tetap berpegang pada nilai-nilai Islami. Padahal saat itu di tanah Arab praktik bisnis yang tak terpuji. Misalnya, dengan menipu, mengurangi takaran dan timbangan, melakukan monopoli, meminjamkan uang dengan sistem riba, dan sebagainya. C. Keteladanan Nabi dan Sahabat di Madinah Di Madinah, Rasulullah dan para sahabat menyampaikan dakwah demi menegakkan ajaran tauhid. Dakwah Rasulullah di Madinah dilakukan secara terpadu dari berbagai aspek kehidupan. Ada satu hal yang menarik bahwa Rasulullah menjadikan Masjid Nabawi sebagai pusat dakwah untuk membimbing akidah, ibadah, serta akhlak umat. Khusus dalam bidang ekonomi dan perdagangan, para sahabat selalu berpedoman pada ajaran Al-Qur’an dan hadis Rasulullah. Dalam ayat-ayat Al-Qur’an banyak disinggung tentang kegiatan ekonomi. Misalnya, ayat yang memerintahkan kita untuk menikmati karunia Allah. Salah satu ayatnya berbunyi Artinya . . . Makan dan minumlah dari rezeki yang diberikan Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan melakukan kerusakan. al-Baqarah [2] 60 Kasir bin Abdullah bin Amr bin Auf al-Muzni menyampaikan dari ayahnya dan kakeknya, yang artinya ”Kaum muslimin dalam kebebasan sesuai dengan syarat dan kesepakatan mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” Tirmizi Rambu-rambu agama bidang ekonomi anjuran untuk mencari yang halal dan baik, tidak dilakukan secara batil/bersikap berlebihan, saling merugikan pihak lain, mengandung unsur riba, serta tak lupa tanggung jawab sosial seperti membayar zakat, infaq dan sedekah. Prinsip-prinsip ekonomi yang diajarkan Rasulullah merupakan bukti bahwa memenuhi kebutuhan ekonomi dalam ajaran Islam sangatlah penting. LangkahLangkah Rasulullah Membangun Masyarakat Islam. PERTAMA: MENDIRIKAN MASJID. KEDUA: MENDATANGKAN DUA KELUARGA. KETIGA: MEMBANGUN KOMUNIKASI. KEEMPAT: MEMBUAT PERJANJIAN. KELIMA: MEMPERSAUDARAKAN ANTAR GOLONGAN. Sejak tiba di Madinah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam langsung memikul tugas berat memperbaiki dan membangun Pembangunan ekonomi merupakan salah satu aspek yang penting dalam mengukur keberhasilan perekonomian di suatu daerah dilihat dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk dalam jangka waktu yang panjang. Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak terlepas dari adanya keterkaitan antar stake holder dan bagaimana cara yang digunakan dalam membangun ekonomi. Keberhasilan pembangunan ekonomi sejatinya berasal dari pengembangan sumber daya manusia human capital dan penguasaan teknologi serta management yang diterapkan. Pembangunan Ekonomi Islam mencakup pembangunan diberbagai dimensi, Islam menitikberatkan keseimbangan antara jasmani dan rohani serta memperhatikan keadilan dan rasa syukur. Ekonomi Islam tentunya tidak akan lepas dari peran masjid. Masjid sebagai elemen penting dalam Islam tidak hanya menjadi tempat dalam pelaksanaan keagamaan, namun peran masjid juga sebagai kontrol sosial masyarakat dalam suatu daerah. Penelitian ini berfokus pada Masjid Jogokariyan yang terletak di Kota Yogyakarta sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan peran Masjid Jogokariyan dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat yang terbagi dari 3 pokok bahasan 1. Konsep pemberdayaan masyarakat dalam membangun ekonomi, 2. Management pengelolaan masjid dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, 3. Implementasi kebijakan Masjid Jogokariyan dalam membangun ekonomi Indonesia. Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dipadukan dengan kajian data empiris yang tersedia. Sehingga melalui metode ini, dapat dijadikan referensi maupun alternatif dalam menetapkan sistem ekonomi yang cocok untuk Indonesia. Kata Kunci Masjid Jogokariyan, Pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan masyarakat. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free CALL FOR PAPER MASJID JOGOKARIYAN WUJUD PERKEMBANGAN EKONOMI ISLAM DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Disusun oleh Muh Syaiful Bakhri 1510101001 UNIVERSITAS TIDAR KOTA MAGELANG 2018 iii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya penulis dapat menyelasaikan karya tulis yang berjudul “Masjid Jogokariyan Wujud Perkembangan Ekonomi Islam Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat dan para pengikutnya. Kemudian penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada 1. Prof. Dr. Hadi Sasana, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tidar. 2. Drs. Whinarko JP, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Tidar. 3. Dra. Sudati Nur Sarfiah, MM. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan. 4. Ibu Shinta Ratnawati, dan Ibu Heni Hirawati, selaku Dosen Pembimbing. 5. Bapak Ibu Dosen, staff, dan karyawan di Fakultas Ekonomi Universitas Tidar yang telah memberikan arahan dan pelayanan kepada penulis. 6. Orang tua penulis yang telah mendidik, mengasuh penulis hingga saat ini dengan penuh pengorbanan, memberikan doa, nasihat, cinta, kasih sayang, dan semangat yang tidak pernah putus kepada penulis. 7. Semua keluarga yang selalu memberikan semangat dan menghibur setiap harinya. 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian karya tulis ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Karya tulis ini dibuat untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Nasional Cendekia Fair 2018. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan para mahasiswa dan pihak lain pada umumnya. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya karya tulis ini. iv Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Magelang, 5 Mei 2018 Penulis v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii DAFTAR ISI...................................................................................................................... v ABSTRAK ......................................................................................................................... ix BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4 C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 4 BAB II ................................................................................................................................ 5 LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 5 A. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ......................................... 5 B. Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Islam ............................................... 7 C. Faktor – Faktor Pertumbuhan Ekonomi ............................................................ 8 1. Sumber-sumber Investasi ................................................................................. 8 2. Sumber Daya Manusia ..................................................................................... 9 3. Enterprenuership Jiwa Wiraswasta ............................................................ 10 4. Kemajuan Teknologi ...................................................................................... 11 D. Tujuan Pembangunan Ekonomi ........................................................................ 12 E. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan ............................................................ 12 F. Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 13 BAB III ............................................................................................................................. 15 METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 15 A. Jenis dan Sumber Data ....................................................................................... 15 B. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 15 1. Data Observasi ................................................................................................ 15 2. Wawancara ...................................................................................................... 16 3. Dokumentasi .................................................................................................... 16 C. Metode Analisis ................................................................................................... 16 BAB IV ............................................................................................................................. 17 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 17 vi A. Gambaran Umum Masjid Jogokariyan ............................................................ 17 1. Sejarah Berdirinya Masjid Jogokariyan ...................................................... 17 2. Susunan Pengurus Masjid Jogokariyan Periode 2015-2019 ....................... 18 3. Fasilitas yang dimiliki Masjid Jogokariyan .................................................. 19 4. Visi dan Misi Masjid Jogokariyan ................................................................. 20 B. Manajemen Masjid Jogokariyan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat .................................................................................................................. 21 1 Baitul Maal Masjid Jogokariyan ................................................................... 21 2 Klinik Kesehatan Masjid Jogokariyan ......................................................... 21 3 Penginapan Masjid Jogokariyan ................................................................... 22 4 Pariwisata dan Wedding Organizer ................................................................ 22 C. Pemberdayaan Masyarakat melalui Masjid Jogokariyan .............................. 23 D. Implementasi Program Masjid Jogokariyan dalam Membangun Ekonomi Indonesia ...................................................................................................................... 25 1. Program Gerakan Jamaah Mandiri ..................................................................................... 26 2. Gerakan Jamaah Subuh ................................................................................. 27 3. Kampung Ramadhan Jogokariyan ............................................................... 28 4. Baitul Maal ...................................................................................................... 28 5. Hotel Masjid Jogokariyan dan Aula Islamic Center Masjid Jogokariyan 29 6. Progam Kotak Infaq ....................................................................................... 30 BAB V .............................................................................................................................. 32 PENUTUP ........................................................................................................................ 32 A. Kesimpulan .......................................................................................................... 32 B. Saran .................................................................................................................... 33 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 34 DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... 36 vii DAFTAR GRAFIK DAN TABEL Grafik 1. Data Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Indeks Gini Indonesia tahun 2002-2017 Tabel 1. Data masjid di Indonesia Tabel 2. Penelitian Terdahulu Tabel 3. Fasilitas Masjid Jogokariyan Tabel 4. Laporan Keuangan Takmir Masjid Tabel 5. Laporan Keuangan Kotak Infaq Jamaah Subuh Tabel 6. Laporan Keuangan Baitul Mall Masjid Jogokariyan viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Masjid Jogokariyan Lampiran 2. Perkembangan Sistem Pendanaan Masjid Jogokariyan Lampiran 3. Isian data penduduk Lampiran 4. Biodata Penulis ix Masjid Jogokariyan Wujud Perkembangan Ekonomi Islam Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Muh Syaiful Bakhri Universitas Tidar ABSTRAK Pembangunan ekonomi merupakan salah satu aspek yang penting dalam mengukur keberhasilan perekonomian di suatu daerah dilihat dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk dalam jangka waktu yang panjang. Keberhasilan pembangunan ekonomi tidak terlepas dari adanya keterkaitan antar stake holder dan bagaimana cara yang digunakan dalam membangun ekonomi. Keberhasilan pembangunan ekonomi sejatinya berasal dari pengembangan sumber daya manusia human capital dan penguasaan teknologi serta management yang diterapkan. Pembangunan Ekonomi Islam mencakup pembangunan diberbagai dimensi, Islam menitikberatkan keseimbangan antara jasmani dan rohani serta memperhatikan keadilan dan rasa syukur. Ekonomi Islam tentunya tidak akan lepas dari peran masjid. Masjid sebagai elemen penting dalam Islam tidak hanya menjadi tempat dalam pelaksanaan keagamaan, namun peran masjid juga sebagai kontrol sosial masyarakat dalam suatu daerah. Penelitian ini berfokus pada Masjid Jogokariyan yang terletak di Kota Yogyakarta sebagai subjek penelitian. Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan peran Masjid Jogokariyan dalam mengembangkan pemberdayaan masyarakat yang terbagi dari 3 pokok bahasan 1. Konsep pemberdayaan masyarakat dalam membangun ekonomi, 2. Management pengelolaan masjid dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, 3. Implementasi kebijakan Masjid Jogokariyan dalam membangun ekonomi Indonesia. Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dipadukan dengan kajian data empiris yang tersedia. Sehingga melalui metode ini, dapat dijadikan referensi maupun alternatif dalam menetapkan sistem ekonomi yang cocok untuk Indonesia. Kata Kunci Masjid Jogokariyan, Pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan aspek penting dalam mengukur keberhasilan perekonomian nasional dilihat dari pendapatan per kapita masyarakat. Dalam jangka panjang, peningkatan pendapatan per kapita tersebut akan menjadi pendorong dalam menunjang kesejahteraan masyarakat. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan dapat terpecahkan. Oleh karena itu, keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu negara tidak lepas dari keterkaitan antar stake holder serta cara yang digunakan dalam membangun ekonomi. Pembangunan ekonomi disuatu negara tentu memerlukan konsep dan strategi yang tepat. Berikut merupakan data pengangguran, pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, dan indeks gini Indonesia tahun 2002-2017. Dari data tersebut, apabila kita lihat mulai dari tahun 2014-2017 pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia mengalami peningkatan, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Akan tetapi apabila kita lihat indeks gini dimana menjelaskan tingkat ketimpangan, yang terjadi adalah tingkat ketimpangan berkurang sangat sedikit bahkan hanya mendapatkan perubahan penurunan 0,01 %. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia belum sepenuhnya dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Pertumbuhan yang terjadi di Indonesia hanya dirasakan oleh kalangan menengah keatas. Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai ”economic development is growth plus change” Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan-perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ekonom bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi. 2 Grafik 1. Data Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Indeks Gini Indonesia tahun 2002-2017 sumber Badan Pusat Statistik Republik Indonesia diolah Indonesia merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama islam. Menurut data sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, dari total penduduk Indonesia sebesar 258,32 juta jiwa, sejumlah 225,25 juta jiwa merupakan pemeluk agama islam. Atau apabila diprosentasekan, sebanyak 87,2% total penduduk Indonesia adalah beragama islam. Istilah pembangunan ekonomi yang dimaksudkan dalam Islam adalah “the process of allaviating poverty and provision of ease, comfort and decency in life” proses untuk mengurangi kemiskinan serta menciptakan ketentraman, kenyamanan dan tata susila dalam kehidupan. Dalam pengertian ini, maka pembangunan ekonomi menurut Islam bersifat multi dimensi yang mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif. Tujuannya bukan semata-mata kesejahteraan material di dunia, tetapi juga kesejahteraan akhirat. Keduanya menurut Islam menyatu secara integral dan saling mempengaruhi Mahrusy, 2009. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi Islam mencakup pembangunan diberbagai dimensi, Islam menitikberatkan keseimbangan antara jasmani dan rohani serta memperhatikan keadilan dan rasa syukur. Ekonomi Islam tentunya tidak akan lepas dari peran masjid. Masjid sebagai elemen penting dalam Islam tidak hanya menjadi tempat dalam pelaksanaan 3 keagamaan, namun peran masjid juga sebagai kontrol sosial masyarakat dalam suatu daerah. Masjid Jogokariyan merupakan masjid yang terletak di Kota Yogyakarta, tepatnya di kampung Jogokariyan, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Masjid Jogokariyan dibangun sejak tahun 1966 dan diresmikan pada tanggal 20 September 1967. Yang menarik dari Masjid Jogokariyan ini adalah manajemen pengelolaan masjid yang mampu memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar, diantaranya yaitu memberikan modal usaha untuk para jama’ah aktif Masjid Jogokariyan, pemberian sembako rutin dua minggu sekali kepada dhuafa serta ada pula pasar sore ketika bulan Ramadhan yang mana dapat memberikan peluang yang besar bagi masyarakat jogokariyan untuk membuka usaha. Ada pula visi dari Masjid Jogokariyan yaitu terwujudnya masyarakat sejahtera lahir bathin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di masjid. Dari visi tersebut, takmir masjid Jogokaryan mempunyai beberapa program yang mampu meningkatkan perkembangan ekonomi di sekitar Masjid Jogokariyan. Bahkan tidak hanya dari sisi ekonomi saja yang mengalami perkembangan, akan tetapi juga menyangkut dari sisi spiritual dan sosial masyarakat. Berdasarkan data dari sistem informasi masjid SIMAS Kementrian Agama Republik Indonesia tahun 2018 tercatat jumlah masjid di Indonesia seperti dibawah ini Tabel 1. Data masjid di Indonesia Dari data diatas, dapat diketahui bahwa jumlah masjid di Indonesia sangat banyak. Apabila kita mencontoh manajemen serta pengelolaan masjid Jogokariyan, tentunya hal tersebut tentunya akan menjadi peluang dalam rangka mewujudkan 4 pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2030. Sebab Indonesia sudah mempunyai beberapa keunggulan yakni mayoritas masyarakat yang beragama Islam dan didukung dengan jumlah masjid yang tersebar luas di Indonesia. B. Rumusan Masalah Untuk mengetahui bagaimana masjid jogokariyan mampu menjadi wujud perkembangan ekonomi islam dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka pertanyaan penelitian yang diangkat adalah 1. Bagaimana manajemen masjid Jogokariyan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat? 2. Bagaimana konsep pemberdayaan dalam membangun ekonomi masyarakat sekitar masjid Jogokariyan ? 3. Bagaimana program implementasi masjid Jogokariyan dalam membangun ekonomi Indonesia? C. Tujuan Penulisan Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah 1. Mengetahui pelaksanaan manajemen masjid Jogokariyan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Mengetahui dan mendeskripsikan konsep pemberdayaan dalam membangun ekonomi masyarakat sekitar masjid Jogokariyan. 3. Merumuskan program implementasi masjid Jogokariyan dalam membangun ekonomi Indonesia. 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pembangunan menentukan usaha pembangunan yang berkelanjutan dan tidak memusnahkan sumberdaya asli, manakala teori dan model pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan dasar negara. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan di segala bidang kehidupan masyarakat dengan berstandar pada seperangkat nilai-nilai yang dianutnya yang mengarahkan mereka untuk mencapai keadaan dan tingkat kehidupan yang didambakan. Pembangunan hendaknya diarahkan pada pengembangan potensi sumber daya, inisiatif, daya kreasi dan kepribadian dari setiap masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan per kapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang Sadono Sukirno, 2004. Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang. Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah ini sebagai “economic development is growth plus change” pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Dengan kata lain, dalam mengartikan istilah pembangunan ekonomi, ekonom bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanankan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk 6 dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi harus berjalan secara beriringan dan terencana, mengupayakan terciptanya pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil pembangunan dengan lebih merata. Pertumbuhan merupakan ukuran utama keberhasilan pembangunan, dan hasil pertumbuhan ekonomi akan dapat pula dinikmati masyarakat sampai di lapisan paling bawah, baik dengan sendirinya maupun karna campur tangan pemerintah. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas harga konsumen secara berkala. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan. Menurut Prof. Simon Kuznets dalam Jhingan, 2000 57, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi bagi para penduduknya. Definisi ini memiliki 3 komponen utama, yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang. Kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk. Ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat. Dalam berbagai literatur tentang ekonomi Islam. Ekonomi Islam pada dasarnya memandang bahwa pertumbuhan ekonomi adalah bagian dari pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi didefenisikan dengan “a suistained growth of a right kind of output which can contribute to human welfare” pertumbuhan terus-menerus dari faktor produksi secara benar yang mampu memberikan konstribusi bagi kesejahteraan manusia. Berdasarkan pengertian ini, maka pertumbuhan ekonomi menurut Islam merupakan hal yang 7 sarat nilai. Suatu peningkatan yang dialami oleh faktor produksi tidak dianggap sebagai pertumbuhan ekonomi jika produksi tersebut misalnya memasukkan barang-barang yang terbukti memberikan efek buruk dan membahayakan manusia. Sadeq, 2006. Ekonomi pembangunan adalah suatu studi yang ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup penduduk di negara-negara yang sedang berkembang, dengan memecahkan masalah-masalah utamanya yakni kemiskinan, pengangguran dan pemerataan. Pembangunan dinegara-negara berkembang pada pelaksanaannya telah memunculkan pola, metode, atau model yang berbeda-beda diantara mereka. Perbedaan ini telah menjadi paradigma atau pandangan yang mendunia dalam melaksanakan pembangunan Sadono Sukino, 2011. Selaras dengan hal ini, Ibrahim, 2011 mengutarakan bahwa concern utama ekonomi pembangunan pada sistem ekonomi Islam adalah kesejahteraan manusia human welfare. B. Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Islam Ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumberdaya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidaksambungan lingkungan M. Umar Chapra, 2000;54. Muhammad bin Abdullah Al-Arabi dalam Tariqi, mendefiniskan ekonomi islam adalah kumpulan prinsip-prinsip umum tentang ekonomi yang kita ambil dari Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW dan pondasi ekonomi yang kita bangun atas dasar pokok-pokok itu dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan dan waktu. Konsep pembangunan ekonomi Islam berbeda dengan konsep pembangunan konvensional, dalam Islam pembangunan dilihat sebagai alat, bukan tujuan akhir seperti konsep pembangunan yang dipahami oleh pemikir barat. Tujuan akhir dari pembangunan menurut Islam adalah mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pembangunan Islam bersifat menyeluruh, tidak diukur dengan menggunakan alat kekayaan atau peningkatan pendapatan, 8 melainkan kekayaan dan pendapatan yang didapatkan itu digunakan untuk mengantarkan pemiliknya kepada tingkat kesejahteraan dunia dan akhirat Trisno Martono, 2008;43. Pertumbuhan ekonomi menurut ekonomi Islam, bukan sekedar terkait dengan peningkatan terhadap barang dan jasa, namun juga terkait dengan aspek moralitas dan kualitas akhlak serta keseimbangan antara tujuan duniawi dan ukhrawi. Ukuran keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata dilihat dari sisi pencapain materi semata atau hasil dari kuantitas, namun juga ditinjau dari sisi perbaikan kehidupan agama, sosial dan kemasyarakatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang terjadi justru memicu terjadinya keterbelakangan, kekacauan dan jauh dari nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan, maka dipastikan pertumbuhan tersebut tidak sesuai dengan ekonomi Islam Beik, 2016. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Ahmad, 1997. Faktor-faktor tersebut adalah a Sumber daya yang dapat dikelola invistible resources b Sumber daya manusia human resources dan Wirausaha entrepreneurship c Teknologi technology. Ekonomi Islam melihat bahwa faktor-faktor di atas sangat penting dan diinginkan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi. C. Faktor – Faktor Pertumbuhan Ekonomi Dalam pembahasan tentang faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ini perlu kita ketahui bahwa keberadaan faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ini memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi. Adapun faktor-faktor pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut 1. Sumber-sumber Investasi Pertumbuhan mensyaratkan adanya sumber-sumber investasi untuk meningkatkan produksi dari aset-aset fisik yang menghasilkan aliran pendapatan ke depan. Aset-aset fisik tersebut meliputi pabrik-pabrik dan mesin-mesin industri yang membantu terjadinya pertumbuhan produksi. Ketentuan formasi modal dalam pertumbuhan ekonomi dijelaskan secara mendalam dalam berbagai sumber ilmu ekonomi. Beberapa penulis 9 dalam bidang ekonomi yang menunjukkan perhatian kepada perkembangan sumber daya manusia tidak menyanggah pentingnya modal dalam membantu tingkat pertumbuhan ekonomi. Proses pertumbuhan ekonomi meliputi mobilisasi sumber-sumber yang memadai bagi investasi, konversinya ke dalam aset-aset fisik yang produktif, dan faktor-faktor lain. Ada dua sumber modal yaitu sumber domestik dan sumber dari luar. Berkaitan dengan sumber-sumber modal dari luar, Islam melihat bahwa merupakan hal yang penting untuk mengadakan kerjasama dengan negara-negara Islam dari luar dan menghindarkan diri dari ribâ dalam pengelolaan keuangan dan membebaskan diri dari pengaruh perbudakan sosial budaya dan politik ekonomi Barat. Beberapa potensi penting dari ekonomi Islam adalah bagaimana memobilisasikan sumber-sumber domestik untuk pertumbuhan ekonomi. Ada tiga aspek yang bisa dikemukakan di sini berkaitan dengan sumber-sumber domestik tersebut yaitu 1 potensi menabung; 2 mobilisasi untuk menabung; 3 alokasi dan pemanfaatan tabungan untuk pertumbuhan ekonomi 2. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Manusia merupakan pelaku-pelaku yang aktif dalam pertumbuhan ekonomi yang melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam, pengumpulan modal, pembangunan sosial, ekonomi dan institusi-institusi politik yang menggiatkan proses pertumbuhan. Mereka menyediakan dua faktor penting dalam proses pertumbuhan yaitu sebagai pekerja dan pelaku enterprenuership. Kepiawaian yang efisien seorang pekerja sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Efisien dalam bekerja mensyaratkan dua kualitas yatiu profesionalisme dan kualitas moral adalah kualitas moral. Profesionalisme bekerja meliputi keterampilan dan efisien dalam bekerja. Sedangkan kualitas moral adalah kualitas yang memberikan dorongan untuk bekerja secara efisien, ikhlas, dan jujur. 10 Kedua kualitas di atas, yaitu profesionalisme dan moral adalah sangat penting untuk mendapatkan kontribusi maksimal dalam pertumbuhan ekonomi pekerja yang profesional dengan keterampilan yang tinggi tanpa kejujuran, keikhlasan tidak dapat memberikan kontribusi apa-apa bagi proses pertumbuhan, begitu juga sebaliknya dengan pekerja yang mempunyai kejujuran, keikhlasan tapi tidak memiliki keterampilan juga tidak bisa memberikan kontribusi apa-apa bagi pertumbuhan ekonomi. Maka dengan demikian, keduanya merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. 3. Enterprenuership Jiwa Wiraswasta Ditegaskan oleh beberapa ekonom bahwa enteprenuership merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut pendapat Schumpeter, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh fungsi yang dinamis dari enterprenuership, dan fungsi dari enterprenuership ini adalah suatu inovasi. Walaupun menurut beberapa pendapat ekonomi yang lain, fungsi yang inovatif enterprenuership tersebut tidak begitu nampak dalam perusahaan-perusahaan negara dan dalam penafsiran yang lebih luas. Kontribusi mendasar dari enterprenuership dalam menggerakkan roda pertumbuhan ekonomi tidak bisa disanggah, karena perannya yang begitu vital. Islam mendukung bertumbuh-kembangnya jiwa enterprenuership dalam usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Islam memberikan motivasi positif kepada berbagai aktifitas kehidupan ekonomi dengan maksud untuk mendapatkan sumber penghidupan yang halal. Dari pokok pikiran sumber-sumber enterprenuership ataupun non-enterprenuership dalam mendapatkan harta, ada dua pengertian yang agak luas dari apa yang dimaksud dengan mencari pendapatan Pertama, bekerja untuk orang lain atas dasar gaji dan upah dalam jumlah tertentu. Kedua, melakukan usahausaha wiraswasta. Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja untuk mendapatkan upah atau gaji, baik yang dilakukan kepada orang lain maupun yang dilakukan secara mandiri wiraswasta. Dalam al-Qur’an Allah memerintahkan untuk menggali dan mendapatkan karunia 11 yang banyak yang disediakan oleh Allah, hal itu bisa dilakukan melalui wiraswasta. Dalam aktivitas ekonomi ada dua motif yang dianjurkan dalam aktifitas kewiraswastaan, yatu motivasi keuntungan dan motivasi untuk berprestasi. Namun demikian , segala aktivitas bisnis harus selalu mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh syari'ah yaitu aktifitas bisnis yang halal. 4. Kemajuan Teknologi Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memberikan kontribusi yang cukup tinggi bagi pertumbuhan ekonomi. Kemajuan dalam teknologi menyebabkan bertambahnya produk yang dihasilkan oleh setiap satuan faktor satuan produksi atau input yang digunakan. Tatkala tenaga kerja menjadi relatif langka, kemajuan teknologi menjurus ke arah penemuan proses yang “hemat tenaga kerja”. Namun penemuan juga menghemat faktor lain. Sebagai contoh, penyulapan lahan-lahan dari laut atau rawa, dan juga penterasan lahan, dapat dianggap sebagai penemuan yang menciptakan “penghemat lahan begitu pula halnya dengan praktek di bidang pertanian seperti penanaman kali dengan irigasi dan tumpang sari berbagai jenis tanaman yang berumur pendek. Penemuan teknologi yang menghemat kerja mungkin akan membuat orang kehilangan pekerjaan untuk sementara waktu. Namun, perekonomian yang mengalami pertumbuhan cepat menciptakan bidang usaha baru juga berkat penemuan-penemuan yang mengakibatkan semakin sedikitnya kebutuhan akan tenaga kerja dalam proses produksi yang menggantikan proses produksi yang lama itu. Singkatnya, kemajuan teknologi merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi, dan kiranya bermanfaat bila kita mengamati dampak keseluruhannya terhadap proses produksi. Program teknologi meliputi dua bentuk inovasi, yaitu inovasi produk dan proses inovasi. Inovasi produk mengacu kepada pengenalan terhadap produk-produk baru yang tidak ada sebelumnya, atau pengenalan produk yang lebih unggul dibanding dengan produk sebelumnya. Adapun 12 proses inovasi adalah untuk menemukan teknik-teknik baru dalam memproduksi produk-produk yang ada dengan ongkos yang lebih murah. Islam tidak menentang konsep kemajuan teknologi sebagai sebuah kenyataan yang harus diterima dan dimanfaatkan, karena hal ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam proses teknologi. Ayat al-Qur’an membimbing manusia untuk menemukan dan mendapatkan hal-hal yang baru yang memberikan manfaat bagi banyak orang. Penemuan-penemuan baru tersebut bisa digunakan untuk mengeksplorasi sumber daya alam yang memang telah disediakan Allah bagi manusia untuk kesejahteraannya. D. Tujuan Pembangunan Ekonomi Tujuan ekonomi konvensional setidaknya memperkenalkan dua hal fundamental berkaitan dengan tujuan pembangunan ekonomi. Pertama memperbaiki tingkat pendapatan riil individu. Kedua, menegakkan keadilan distribusi pendapatan. Dua tujuan tersebut menjadi fokus pembicaraan dikalangan penulis muslim. Namun sebagian mereka menambahkan tujuan yang lain yang menjadi karakteristik masyarakat muslim. Quhaf mengatakan tujuan pembangunan ekonomi untuk membentuk iklim yang kondusif bagi keagungan nilai-nilai islam dalam suatu masyarakat yang sejahtera secara material. Dengan demikian, pembangunan ekonomi yang memiliki karakteristik islami harus dapat meningkatkan komitmen umat Islam terhadap agamanya. Al-Rubi mengkorelasikan pembangunan ekonomi dengan kewajiban-kewajiban keagamaan. Menurutnya, tujuan pembangunan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan sehingga setiap individu dapat melaksanakan dan komitmen terhadap ajaran agama mereka. E. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Pembangunan ekonomi berkelanjutan berkonsenterasi kepada tiga buah pilar yakni pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk menjamin tercapainya keharmonisan antara ketiga buah pilar tersebut pelaksanaan pembangunan haruslah mengacu kapada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. 13 Setidaknya ada empat butir prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan Zulkifli, 2013. Prinsip-prinsip tersebut meliputi 1. Pemerataan dan keadilan sosial. Prinsip pertama ini mempunyai makna bahwa proses pembangunan harus tetap menjamin pemerataan sumberdaya alam dan lahan untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Pembangunan juga harus menjamin kesejahteraan semua lapisan masyarakat; 2. Menghargai keaneragaman diversity. Keaneragaman hayati dan keaneragaman budaya perlu dijaga dalam menjamin keberlanjutan. Keaneragaman hayati berhubungan dengan keberlanjutan sumberdaya alam, sedangkan keaneragaman budaya berkaitan dengan perlakuan merata terhadap setiap orang; 3. Menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Dimana manusia dan alam merupakan unsur yang tidak dapat berdiri sendiri; 4. Perspektif jangka panjang, dalam hal ini pembangunan berkelanjutan berorientasi tidak hanya masa sekarang akan tetapi masa depan. Untuk menjamin generasi mendatang mendapatkan kondisi lingkungan yang sama atau bahkan lebih baik. F. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang dilakukan. Penelitian terdahulu dapat menjadi bahan referensi bagi penulis dalam melakukan penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang mempunyai kesamaan objek diantaranya yaitu Wahyu Panca Hidayat dan Puji Lestari, Strategi Pengembangan Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta Sejak 2003-2013 Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai Strategi Pengembangan Jama’ah Masjid Jogokariyan Yogyakarta Sejak 2003-2013. Dalam skripsi ini ada tiga permasalahan yang akan di bahas yaitu strategi yang dipakai takmir Masjid Jogokariyan dalam pengembangan jama’ah, faktor pendorong dan penghambat dan dampak atas implementasi strategi pengembangan jama’ah terhadap masyarakat di sekitar Masjid Jogokariyan. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pertama Program-program takmir Masjid Jogokariyan. Program-program yang dibuat takmir Masjid Jogokariyan berbasis pada pelayanan yang meliputi pelayanan spiritual, sosial dan ekonomi. Kedua ditemukan faktor penghambat pengembangan jama’ah Masjid Jogokariyan yaitu adanya faktor historis dan ideologis. Ketiga terdapat faktor pendorong pengembangan Jama’ah Masjid Jogokariyan. Keempat adanya dampak yang ditimbulkan bagi takmir dan masyarakat. Perubahan Sosial Komunitas Masjid Kampung Jogokariyan Yogyakarta Tinjauan Sosiologi-Sejarah Studi ini mengamati perubahan sosial social change suatu Komunitas Masjid di Kampung Jogokariyan Yogyakarta. Dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan para tokoh yang disegani maka komunitas masjid kampung yang dirintis sejak tahun 1960an ini telah mengalami perubahan sosial yang cukup signifikan. Studi ini menggunakan pendekatan sosiologi-sejarah dengan kerangka teori klasik Max Weber Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor solidaritas kebangunan agama telah mendorong gerakan ekonomi-politik. Perihal ini menjadi karakteristik yang kolektif pada gerakan Islam secara kontemporer pada perkotaan Jawa. Tabel 2. Penelitian Terdahulu 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersumber dari takmir Masjid Jogokariyan serta laporan publikasi Masjid Jogokariyan. Data primer dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi dengan pakar, serta dapat juga melalui pengamatan secara langsung terhadap Masjid Jogokariyan. Sedangkan data sekunder dapat diperoleh dari laporan maupun dokumen yang bersumber dari takmir maupun instansi yang terkait dengan Masjid Jogokariyan. B. Metode Pengumpulan Data D J. Supranto dalam buku Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran 199847 berpendapat bahwa data yang baik dalam suatu penelitian adalah data yang dapat di percaya kebenarannya yang mencakup ruang yang luas serta dapat memberikan gambaran yang jelas untuk menarik kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut. 1. Data Observasi Pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan langsung merupakan bagian data primer, definisi observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertologan alat standar lain, dengan tetap dalam kategori pengamatan metode ilmiah, dengan kriteria pertama, penelitian digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik, kedua pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian, ketiga pengamatan dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum bukan hanya fokus pada hal yang menarik perhatian saja, keempat dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Inti dari observasi penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer utama di lapangan terkait proses manajemen dan bagaimana cara untuk meningkatkan 16 pelayanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh Masjid Jogokariyan melalui takmir masjid. 2. Wawancara Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara merupakan data sumber primer. Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara secara langsung dengan takmir Masjid Jogokariyan. 3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Data yang dikumpulkan biasanya data sekunder, data yang didapatkan untuk penunjang data yang langsung didapat dari pihak pertama. Dokumentasi dari penelitian ini mengambil berkas-berkas yang ada mengenai gambaran umum Masjid Jogokariyan dan gambaran yang diambil saat wawancara berlangsung untuk menunjang bukti bahwa penelitian ini memang dilakukan. C. Metode Analisis Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian terhadap suatu objek secara langsung dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif penulis dapat memperoleh data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang atau pelaku baik yang secara langsung terlibat ataupun tidak secara langsung terlibat dengan objek yang diamati namun masih terdapat relevansinya. Dalam penelitian ini, penulis berusaha mendeskripsikan keadaan dan proses yang terjadi secara sesungguhnya pada Masjid Jogokariyan. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, setelah penulis mampu mendeskripsikan objek yang diteliti kemudian penulis dapat menganalisa strategi dapat diterapkan guna melaksanakan implementasi program masjid Jogokariyan dalam rangka membangun ekonomi Indonesia. 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Masjid Jogokariyan 1. Sejarah Berdirinya Masjid Jogokariyan Sebelum Tahun 1967, di kampung Jogokariyan belum ada masjid. Kegiatan keagamaan dan dakwah berpusat di sebuah langgar kecil di pojok kampung terletak di RT 42 RW 11. Langgar berukuran 3x4 meter persegi dengan lantai berundak tinggi tidak pernah terisi bahkan di bulan Ramadhan-pun terlihat sepi. Maklum karena masyarakat Jogokariyan pada saat itu umumnya kalangan “Abangan” karena kultur Abdi dalam prajurit keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang lebih ngugemi “Tradisi Kejawen” dari pada kultur pada kultur keIslaman. Dengan hal tersebut, munculah ide untuk membangun sebuah masjid di kampung Jogokariyan. Tetapi di kampung Jogokariyan tidak ada tanah wakaf, maka beberapa tokoh agama dan masyarakat membentuk panitia yang kemudian mengumpulkan dana untuk membeli tanah dimana diatasnya akan dibangun Masjid Jogokariyan. Pada tanggal 20 September 1965, diatas tanah hasil tukar guling itu dilakukan peletakan batu pertama. Bangunan masjid berukuran 9x9 m2 ditambah serambi 9x6 m2. Sehingga total luas bangunan adalah 15x9 m2 terdiri dari Ruang Utama dan Serambi. Bangunan seluas 135 m2, sedangkan luas tanah adalah 660 m2. Pada tahun 1999, ketika terjadi peremajaan pengurus takmir, dimulai renovasi masjid Tahap I dilanjutkan pada tahun 2003 tahap ke II, masjid menjadi 3 lantai. Dan selesai pada tahun 2004 dengan menghabiskan dana kurang lebih 2,1 Milyar Rupiah. Pada Tahun 2009, Ibu Hadits Hadi Sutarno, menawarkan agar tanah beliau di depan masjid dibeli dan disusul dengan keluarga Hery Wijayanto menawarkan tanah dirumahnya dibeli masjid. Abangan adalah sebutan untuk golongan penduduk Jawa Muslim yang mempraktikkan Islam dalam versi yang lebih sinkretis bila dibandingkan dengan golongan santri yang lebih ortodoks.Muchtarom, Zaini. 1998. Santri dan Abangan di Jawa. Jakarta Inis. 18 Dalam waktu 3 minggu takmir Masjid Jogokariyan dapat membeli 2 bidang tanah tersebut dengan harga 485 Juta Rupiah yang kemudian dibangun Islamic Center Masjid Jogokariyan, sehingga sekarang luas tanah masjid menjadi m2. Setelah pembebasan tanah, takmir Masjid Jogokariyan membangun Islamic Center 3 lantai, dimana di lantai 3 dibangun 11 kamar penginapan dan di lantai 2 meeting room untuk menjadi “Usaha Masjid” menuju masjid yang mandiri secara finansial. Adapun Masjid Jogokariyan sampai dengan saat ini secara geografis terletak di Kampung Jogokariyan, Kelurahan Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi tepat Masjid Jogokariyan adalah Jalan Jogokariyan No 36 Yogyakarta. Jangkauan syiar Masjid Jogokariyan meliputi 4 RW RW 9-12 dan 18 RT RT 30-47. Batas wilayah dakwah Masjid Jogokariyan di sebelah utara adalah Kampung Mantrijeron & Kampung Jageran, sebelah selatan Kampung Krapyak Wetan, sebelah barat Jl. DI Panjaitan dan sebelah timur Jl. Parangtritis Takmir, 2010. 2. Susunan Pengurus Masjid Jogokariyan Periode 2015-2019 Ketua Penasihat H. Muhammad Jazir, Asp Anggota Drs. H. Jufri Arsyad H. M. Chamid H. M. Supriyanto, ST. Ketua Umum H. Muhammad Fanni Rahman, SIP. Ketua Bidang 1 Salim A. Fillah Ketua Bidang 2 H. Wahyu Wijayanto, Ketua Bidang 3 Syubban Rizalinoor, Sekretaris HM. Rizqi Rahim, DR. Andre Indrawan, Bendahara Wahyu Tejo Raharjo, SE. Amiruddin Hamzah 19 Biro yang terdapat di Masjid Jogokariyan 1. Biro Pembinaan HAMAS Himpunan Anak-Anak Masjid Jogokaryan 2. Biro Pembinaan RMJ Remaja Masjid Jogokariyan 3. Biro Perpustakaan 4. Biro Komite Aksi untuk Umat KAUM dan Relawan Masjid 5. Biro Pendidikan dan Pengkajian Islam 6. Biro Humas, Media dan Teknologi Informasi 7. Biro Perekonomian Masjid 8. Biro Klinik 9. Biro Pembinaan Ibadah Haji 10. Biro Pembinaan Imam dan Muazin 11. Biro Ibadah Jumat 12. Biro Pembangunan 13. Biro Perawatan Jenazah 14. Biro Peringatan Hari Besar Islam PHBI 15. Biro Kuliah Subuh dan Pembinaan jamaah 16. Biro Kerumahtanggaan 17. Biro Ziswaf 18. Biro Ummida Ummi Muda 19. Biro Kurma Keluarga Alumni Remaja Masjid 20. Biro Kebudayaan dan Olahraga 21. Biro IKS Ikatan Keluarga Sakinah 22. Biro Donor Darah 23. Biro Dokumentasi dan Kearsipan 24. Biro Keamanan 25. Biro Pelatihan dan pengembangan masjid 3. Fasilitas yang dimiliki Masjid Jogokariyan 1. Luas Tanah 2. Bangunan Utama 3. Ruang Utama 4. Serambi 5. Ruang serbaguna 6. Ruang tidur/penginapan m2 3 lantai 1 buah 3 buah 1 buah 3 buah 20 Tabel 3. Fasilitas Masjid Jogokariyan 4. Visi dan Misi Masjid Jogokariyan a. Visi “Terwujudnya masyarakat sejahtera lahir bathin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di Masjid” b. Misi 1 Menjadikan Masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat 2 Memakmurkan kegiatan ubudiyah di Masjid 3 Menjadikan Masjid sebagai tempat rekreasi rohani jama’ah 4 Menjadikan Masjid tempat merujuk berbagai persoalanmasyarakat 5 Menjadikan Masjid sebagai pesantren dan kampusmasyarakat. Ubudiyah adalah melaksanakan perintah-perintah Allah dan merasa hina serta tunduk di hadapan Allah SWT. 7. Ruang etalase 8. Ruang Kantor 9. Ruang Gudang 10. Ruang Poliklinik 11. Ruang perpustakaan 12. Garasi 13. Tempat wudhu 14. Kamar mandi 15. Ruang dapur 16. Menara 17. Seperangkat sound system kualitas prima 18. Hall 19. Islamic Centre 20. Hotel kualitas bintang IV 21. Sekretariat Bersih-bersih Masjid 22. CCTV 23. Finger print 24. Mobil Bersih-bersih Masjid 1 buah 1 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 buah 8 buah 10 buah 3 buah 1 buah 1 set 1 buah 1 buah 11 Kamar 1 buah 1 set 16 kamera 2 set 1 buah 21 B. Manajemen Masjid Jogokariyan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Manajemen Masjid Jogokariyan menjadi salah satu kunci yang dapat menjadikan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat kampung Jogokariyan. Dalam hal ini, takmir masjid Jogokariyan menerapkan langkah-langkah dalam manajemen masjid, yaitu 1 Menentukan wilayah dakwah masjid. 2 Melakukan pendataan jamaah masjid. 3 Merencanakan kegiatan masjid. 4 Mensosialisasikan kegiatan masjid. 5 Membuat laporan kegiatan masjid. Melalui langkah-langkah diatas, Masjid Jogokariyan dalam merealisasikan visi dan misinya membentuk beberapa lembaga dan unit usaha yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Diantaraya adalah sebagai berikut 1 Baitul Maal Masjid Jogokariyan Baitul Maal merupakan lembaga yang dibentuk dan dibawahi oleh biro bendahara dan perekonomian Masjid Jogokariyan sebagai wadah dalam menampung sumber dana lazis yang terkumpul dari para donatur. Pengelolaan terfokus pada kebutuhan sosial dilakukan di lembaga ini. Lembaga inilah yang nantinya menjadi strategi masjid dalam menciptakan program pemberdayaan ekonomi masyarakat. Baitul Maal ini bertugas sebagai lembaga amil zakat yang di mana aktivitasnya adalah menghimpun dan menyalurkan zakat infaq dan shadaqah. Penyalurannya telah ditentukan berdasarkan data yang diperoleh melalui sensus yang dilakukan setiap setahun sekali di kampung Jogokariyan. 2 Klinik Kesehatan Masjid Jogokariyan Klinik kesehatan ini sebenarnya merupakan fasilitas yang disediakan oleh Masjid Jogokariyan dalam melayani kesehatan umat. Pelayanan kesehatan ini dilakukan oleh tenaga ahli dan profesional. Program yang diberikan juga disalurkan dalam bentuk cuma-cuma. 22 Dengan adanya lembaga ini diharapkan mampu meringankan beban masyarakat khususnya dalam masalah kesehatan. Perhatian masjid yang sangat memperhatikan secara seksama kesehatan para jama‟ah demi terwujudnya kelancaran dalam beribadah. Program-program yang diberikan secara cuma-cuma merupakan hasil dari pengelolaan keuangan masjid yang sedemikian rupa sehingga program ini terbentuk dan berjalan dengan sangat baik sehingga memberikan konstribusi yang begitu besar bagi masyarakat sekitar. 3 Penginapan Masjid Jogokariyan Penginapan masjid Jogokariyan dianggap sebagai salah satu unit usaha dalam rangka menggerakkan Masjid Mandiri. Masjid Mandiri ini dilakukan sebagai strategi yang menjadikan masjid kokoh dalam persoalan keuangan. Dengan adanya penginapan ini, hasil dari pengelolaan berikut mampu menutupi segala kebutuhan yang ada di Masjid Jogokariyan sehingga pengelolaan dan penyaluran dana zakat infaq dan shadaqah lebih optimal diberikan kepada masyarakat serta dana infaq dan shadaqah yang telah disalurkan oleh masyarakat disalurkan kembali dalam bentuk pelayanan penuh terhadap para masyarakat dan jama‟ah yang hendak melaksanakan ibadah di Masjid jogokariyan. 4 Pariwisata dan Wedding Organizer Usaha pariwisata sebagai fasilitas bagi para pelancong yang mengadakan studi banding di Masjid Jogokariyan. Dengan adanya fasilitas ini menjadi nilai tambah bagi para peserta studi banding sehingga menjadi ketertarikan tersendiri pula dalam menarik minat bagi mereka yang hendak mendalami manajemen Masjid Jogokariyan dari berbagai daerah. Adapun wedding organizer diciptakan dalam bentuk pelayanan bagi masyarakat serta bantuan bagi warga sekitar yang hendak melaksanakan pernikahan. Dengan adanya ini meringankan beban bagi masyarakat yang hendak melaksanakan niat suci untuk 23 menyatukan dua insan yang berbeda. Fasilitas ini sebagai bentuk partisipasi Masjid Jogokariyan dalam rangka membentuk Keluarga sakinah mawaddah warrahmah. Dari manajemen diatas, yang menjadi keunggulan dari Masjid Jogokariyan adalah dalam pengelolaan masyarakat sekitar menggunakan metode pendekatan social capital modal sosial dimana terdapat hubungan sosial secara langsung antara pelaku utama dalam hal ini adalah takmir Masjid Jogokariyan dengan masyarakat setempat sebagai target masyarakat yang akan diberdayakan. Selain menggunakan pendekatan social capital modal sosial, takmir Masjid Jogokariyan juga menggunakan metode pendekatan cultural capital dimana dengan menggunakan pendekatan ini takmir dapat mengetahui bagaimana kebiasaan, gaya kehidupan / kepribadian, serta kultur budaya yang berkembang di daerah tersebut. Kemudian merumuskan strategi yang cocok untuk menarik masyarakat agar melakukan kegiatan di Masjid Jogokariyan. Dengan menggunakan metode pendekatan social capital dan cultural capital, secara tidak langsung masyarakat sekitar akan mengikuti program kerja yang dilakukan oleh takmir Masjid Jogokariyan tanpa adanya rasa terganggu atas keberadaan masjid. Bahkan masyarakat akan merasa memiliki masjid, sehingga terjadi hubungan timbal balik antara masjid dengan masyarakat begitupula sebaliknya antara masyarakat dengan masjid. C. Pemberdayaan Masyarakat melalui Masjid Jogokariyan Adapun menurut takmir Masjid Jogokariyan, dalam memberdayakan masyarakat, diperlukan tiga tahapan yaitu 1. How To Image, 2 How To Manage, 3. How to Make Success. Dalam ketiga tahapan tersebut, telah nampak keseriusan dari takmir masjid Jogokariyan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. How to Image dalam hal ini takmir masjid berusaha untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat sekitar bahwa selain masjid menjadi tempat beribadah, masjid Jogokariyan juga menjadi pusat kegiatan masyarakat. Hal ini tercermin dari misi Masjid Jogokariyan yang pertama yakni menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat. 24 Tentunya dalam pelaksanaan manajemen masjid “How to Image” diperlukan program-program kegiatan masjid yang secara langsung melibatkan masyarakat sehingga masyarakat akan merasa memiliki masjid dan secara tidak langsung maka masyarakat akan lebih banyak melakukan aktivitas di masjid. Tahapan yang kedua yaitu “How to Manage”, ketika masjid telah mampu untuk menarik simpati masyarakat setempat. Maka yang dilakukan selanjutnya adalah mempertahankan simpati masyarakat tersebut dengan cara melakukan manajemen. Dalam hal ini, masjid Jogokariyan melakukan beberapa cara agar simpati masyarakat tetap terjaga diantaranya yaitu adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa pelayan kesehatan gratis, pelayanan pendidikan berupa pemberian bantuan pendidikan baik di bidang keagamaan maupun pendidikan formal. Selain itu, takmir masjid juga mengajak masyarakat setempat untuk meramaikan masjid dengan cara mengadakan kajian, mulai dari kajian anak, kajian remaja, sampai dengan kajian keluarga. Hal ini dilakukan agar masyarakat ikut merasakan manfaat masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat. Selain itu, hal yang mendasar dalam me-manajemen masjid adalah takmir harus jeli membidik potensi dalam masyarakat, takmir harus pandai melihat peluang yang ada dalam masyarakat, dan takmir harus cermat melihat kebutuhan masyarakat. Ketiga hal tersebut akan menjadi pendorong keberhasilan manajemen masjid. Tahapan yang ketiga yaitu “How to Make Succes”, ketika Masjid telah mampu menarik simpati masyarakat kemudian dilakukan manajemen yang baik. Hal yang menjadi tolok ukur keberhasilan manajemen adalah output atau hasil akhir dari manajemen tersebut. Takmir Masjid Jogokariyan berusaha agar ketika masyarakat sudah meramaikan masjid, masyarakat juga merasakan timbal balik sehingga terciptanya masyarakat madani. Hal yang dilakukan takmir masjid adalah memberikan peluang usaha bagi masyarakat sekitar. Misalnya saja pada waktu bulan Ramadhan, takmir Masjid Jogokariyan melaksanakan program “Kampung Ramadhan” dimana Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab yang menjunjung tinggi nilai dan norma kemanusiaan dan maju dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. 25 masyarakat setempat dihimbau untuk ikut meramaikan sekaligus melakukan kagiatan ekonomi berupa mendirikan lapak untuk berdagang. Hal tersebut tentunya memberikan manfaat dari sisi ekonomi bagi masyarakat. Selain ketiga strategi diatas, takmir Masjid Jogokariyan senantiasa membuat program kerja tahunan. Hal ini ditujukan agar terjadi peningkatan partisipasi masyarakat. Adapun program kerja tahunan Masjid Jogokariyan antara lain 1. Memasyarakatkan masjid dan memasjidkan masyarakat 2. Membangun kelembagaan masjid yang profesional dalam karya, dan ikhlas dalam niat 3. Melaksanakan tertib administrasi, efisiensi, transparansi dalam anggaran 4. Mengembangkan seluruh potensi jama’ah bagi kemakmuran masjid dan kesejahteraan jamaah 5. Mengembangkan Dakwah jama’ah dan jama’ah dakwah 6. Melakukan pendekatan kesejahteraan dalam dakwah 7. Menggarap dan membina generasi muda yang berjasad kuat, berwawasan luas, berjiwa marhamah, berprestasi, dan mandiri 8. Membina keluarga jama’ah yang sakinah sebagai benteng ketahanan ummat 9. Mengelola majlis-majlis ta’lim yang terencana dan terprogram untuk pemahaman Islam yang utuh,luas, dan sempurna 10. Peningkartan kualitas ibadah dari segi syar’i maupun teknis 11. Menggali sumber dana yang optimal tanpa harus memberi beban kepada jama’ah. D. Implementasi Program Masjid Jogokariyan dalam Membangun Ekonomi Indonesia Program multi-strategi yang dilakukan Masjid Jogokariyan bermula ketika takmir masjid dan tokoh agama setempat menyadari bagaimana cara Berjiwa marhamah maksudnya adalah jiwa kasih sayang murni yang secara integral ada dalam diri manusia. 26 untuk menarik orang untuk aktif di dalam mesjid. Seperti yang terdapat dalam misinya, Masjid Jogokaryan ingin menjadi pusat kegiatan masyarakat termasuk ritual ubudiyah, sebagai tempat rekreasi rohani / spiritual, tempat merujuk berbagai masalah di masyarakat, dan menjadikan masjid sebagai pesantren dan kampus masyarakat. Program yang telah diterapkan oleh masjid Jogokariyan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat dalam segi ekonomi. Hal ini dapat terlihat dari laporan keuangan Masjid Jogokariyan dalam 5 tahun terakhir. 1. Program Gerakan Jamaah Mandiri Merupakan gerakan berupa ajakan kepada jamaah untuk berinfak dalam jumlah tertentu setiap sholat jumat agar dapat membiayai operasional masjid dalam satu tahun. Adapun cara yang digunakan untuk memperkirakan berapa jumlah yang di-infaq-kan yaitu a Menghitung seluruh pengeluaran selama satu tahun periode. b Pengeluaran tersebut kemudian dibagi per bulan dan per pekan c Hitung kapasitas masjid dapat menampung berapa jamaah d Bagi hasil pengeluaran per pekan dengan kapasitas masjid. e Diperoleh infaq mandiri per orang. Data dibawah ini merupakan hasil dari gerakan jamaah mandiri yang telah dilakukan oleh Masjid Jogokariyan. Tabel 4. Laporan Keuangan Takmir Masjid Sumber Buletin idul fitri Masjid Jogokariyan Dari data diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan pemasukan tiap tahunnya. Berbeda dengan sebelum diberlakukannya program gerakan jamaah mandiri pada tahun mulai berdirinya Masjid sampai dengan tahun 1999, perolehan infaq jumat rata-rata per pekan hanya memperoleh Rp. atau apabila dikalkulasikan dalam satu tahun sebesar 27 Melalui gerakan ini total infak jumat yang diperoleh meningkat signifikan melebihi jumlah pengeluaran tahunan yang ditaksir. Sehingga dana yang dimiliki Masjid Jogokariyan dari tahun ke tahun meningkat seiring meningkatnya kepercayaan jamaah menitipkan infak mereka. Yang berbeda pada takmir Masjid Jogokariyan adalah mereka berusaha menggunakan dana dari jamaah semaksimal mungkin agar saldo kas mendekati Rp. 0,-/tahun. Mengapa demikian, karena bagi mereka uang dari jamaah adalah amanah untuk disalurkan dalam berbagai program yang bermanfaat, jadi sebisa mungkin tidak tertahan di rekening masjid 2. Gerakan Jamaah Subuh Gerakan ini mulai pada tahun 2004. Takmir Masjid Jogokariyan membuat surat undangan yang langsung ditujukan kepada setiap keluarga dalam wilayah dakwah masjid Jogokariyan yang isinya merupakan undangan untuk sholat subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan. Melalui terobosan ini, jamaah sholat subuh di Masjid Jogokariyan meningkat drastis. Gerakan ini juga turut meningkatkan pemasukan masjid melalui kotak infaq yang diputarkan pada saat kuliah subuh. Hasil dari infaq subuh ini telah mampu untuk membuat fasilitas poliklinik di area masjid. Hal ini mendapat respon positif dari masyarakat karena membantu masyarakat sebagai alternatif tempat berobat. Selain untuk kegiatan poliklinik, infaq subuh juga digunakan untuk bakti sosial membantu korban bencana, santunan anak yatim, serta digunakan untuk pembiayaan kegiatan pengajian subuh. Berikut merupakan laporan keuangan kotak infaq jamaah subuh dari tahun Tabel 5. Laporan Keuangan Kotak Infaq Jamaah Subuh Sumber Buletin idul fitri Masjid Jogokariyan 3. Kampung Ramadhan Jogokariyan Program yang diadakan khusus di bulan Ramadhan ini berisi beberapa kegiatan. Pertama, Tarawih ala Madinah dan tarawih ala Gaza. Panitia ramadhan mendatangkan imam asli dari Madinah dan Gaza tujuannya untuk membuka wawasan jamaah tentang Madinah dan mendengar kabar tentang Gaza yang disampaikan langsung oleh imam tersebut pada saat ceramah tarawih. Kedua, buka puasa bersama dengan porsi yang tersedia mencapai 1200. Total pemasukan kegiatan ini di tahun 1437 H sebesar Rp. dan menyisakan saldo Rp. 0,-. Sedangkan total pemasukan pada tahun 1437 H sebesar Rp. dan menyisakan saldo Rp. 0,-. Hal ini dikarenakan takmir dalam hal menerima pemasukan, akad yang digunakan yaitu adalah akad untuk kegiatan buka puasa bersama. Apabila saldo masih tersisa, maka saldo tersebut akan digunakan untuk buka puasa selain dibulan Ramadhan, baik puasa sunah maupun bulan keagamaan. Dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Ketiga, pasar sore ramadhan yaitu kegiatan berwirausaha untuk masyarakat di sekitar masjid dengan berjualan di sepanjang jalan jogokariyan. Kegiatan ini gratis bagi para pedagang yang ingin berpartisipasi, panitia menyediakan meja dan kursi. Bahkan untuk calon pedagang yang tidak memiliki modal dan mengajukan bantuan modal kepada panitia akan diberikan modal yang berasal dari baitul maal masjid dengan akad qardh atau hibah bagi mereka yang memenuhi kriteria. Tentunya kegiatan pasar sore ramadhan ini memberikan peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat. 4. Baitul Maal Baitul Maal adalah program yang menampung dana zakat maal dari umat yang kemudian disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat. Tabel 6. Laporan Keuangan Baitul Mall Masjid Jogokariyan Sumber Buletin idul fitri Masjid Jogokariyan Dengan meningkatnya pemasukan dari Baitul Maal ini, maka apabila dilihat dari segi ekonomi secara makro akan meningkatkan pula tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena didalamnya terdapat pemerataan pendapatan yang disalurkan melalui Baitul Maal. Apabila hal ini dilakukan diseluruh masjid yang ada di Indonesia, akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena bukan pemberian bantuan dari Baitul Maal ini bukan hanya berupa pemberian dalam bentuk uang saja yang akan habis untuk keperluan konsumsi. Diharapkan bantuan yang diberikan ini dapat dijadikan modal untuk kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktif. Apabila hal ini tercapai, bukan tidak mungkin akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Hotel Masjid Jogokariyan dan Aula Islamic Center Masjid Jogokariyan Masjid Jogokariyan mendorong inovasi dan usaha takmir masjid untuk bisa menjalani dakwah dengan dana infak yang dikelola secara baik sehingga pengeluaran masjid tidak menjadi beban bagi masyarakat. Dengan pendirian hotel dan aula Islamic Center ini menunjukan bahwa masjid mampu mandiri dalam segi finansial. Sehingga dalam hal penyaluran dana yang berasal dari jamaah akan ditujukan kembali oleh jamaah yang membutuhkan. Karena takmir beranggapan bahwa itu merupakan hak jamaah yang membutuhkan, bukan malah digunakan untuk pembangunan masjid. Masjid Jogokariyan berusaha terus berkontribusi bagi masyarakat sekitar. Ini dibuktikan dengan dibangun hotel setara bintang tiga yang terdiri dari 10 kamar regular dan satu kamar VIP di 30 lantai tiga masjid. Selain hotel, didirikan juga Aula Islamic Center sebagai ruang untuk berbagai acara yang disewakan untuk umum. Ruangan dengan daya tampung hingga 200 orang dengan fasilitas meja-kursi seminar, 5 buah AC, LCD projector dan sound system. Keuntungan dari kedua usaha ini diharapkan bisa memberikan tambahan pemasukan untuk dakwah masjid dan digunakan untuk dan mensejahterkan umat. 6. Progam Kotak Infaq Mungkin hampir sama dengan masjid-masjid lain. Disetiap sisi masjid pasti ada kotak amal. Namun berbeda dengan kotak amal yang ada di Masjid Jogokariyan pasalnya kotak amal yang ada di Masjid Jogokariyan dispesialisasikan. Penulis mencatat setidaknya terdapat 6 kotak infaq, antara lain yaitu a Kotak Infaq Parkir Hasil dari kotak infaq parkir ini digunakan khusus untuk membayar penjaga parkir dan pos satpam. Jadi biaya gaji penjaga parkir dan pos satpam tidak dibebankan kepada jamaah. Sehingga prinsip kemandirian masjid dapat diterapkan. b Kotak Infaq Dunia Islam Kotak infaq dunia islam ini digunakan untuk aksi sosial dalam rangka membantu saudara muslim di negara lain yang mengalami kesulitan. c Kotak Infaq Sego Jumat Kota infaq sego jumat dimaksudkan agar setiap jumat setelah pelaksanaan ibadah sholat jumat dilakukan pembagian nasi untuk jamaah yang sholat di masjid jogokariyan. Tujuan dari program ini yaitu sebagai wujud dari mensejahterakan jamaah. d Kotak Infaq Operasional Kotak infaq operasional digunakan untuk membiayai kegiatan operasional yang dilakukan oleh Masjid Jogokariyan. Dengan adanya kotak infaq operasional ini dana yang digunakan untuk operasional masjid tidak di-ambilkan dari infaq jamaah yang 31 bukan seharusnya untuk membiayai operasional. Takmir masjid berausumsi bahwa dana yang berasal dari jamaah, maka akan disalurkan kembali untuk jamaah yang membutuhkan. e Kotak Infaq Takjilan Kotak infaq Takjilan ini dilakukan ketika bulan Ramadhan. Takjilan merupakan snack ataupun minuman yang dibagikan ketika waktu lepas buka puasa dan sesudah pelaksanaan sholat Tarawih. Hal ini dilakukan untuk menarik animo masyarakat untuk memakmurkan masjid di Bulan Ramadhan. f Kotak Infaq Rumah Tangga Kotak infaq rumah tangga dimaksudkan agar ketika Majid Jogokariyan memerlukan biaya untuk peralatan maupun biaya-biaya yang digunakan untuk kegiatan perawatan masjid Jogokariyan, maka biaya tersebut diambilkan dari kotak Infaq Rumah Tangga. Sehingga tidak merepotkan jamaah. Dari program yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa apa yang Masjid Jogokariyan lakukan sangat inovatif dan patut dijadikan contoh bagi masjid lainya. Sudah seharusnya takmir masjid di Indonesia membuat visi yang jelas untuk kebaikan umat agar selanjutnya dapat membuat perencanaan kegiatan dan merealisasikan dengan baik yang pada ujungnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta meningkatkan ketaatan beribadah ummat. Dengan begitu masjid dapat mewujudkan fungsinya tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat pemberdayaan ekonomi, pendidikan dan pusat peradaban. Dalam jangka panjang, dengan keberhasilan manajemen masjid, maka perkembangan perekonomian Indonesia juga akan meningkat. 32 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Masjid Jogokariyan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat telah dipahami oleh sebagian besar masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan sosial, Masjid Jogokariyan mampu menarik simpati masyarakat untuk meramaikan masjid dan menjadikan masjid tidak hanya sebagai tempat untuk beribadah saja. Akan tetapi juga digunakan sebagai tempat untuk memberdayakan umat islam agar memiliki kesejahteraan lahir dan bathin. 2. Takmir Masjid Jogokariyan dalam melakukan manajemen pengelolaan masjid menerapkan 3 tahapan, yaitu How to Image, How to Manage, dan How to Make Succes. Tahapan tersebut dimaksudkan agar jamaah senantiasa merasakan keberadaan masjid dan memiliki rasa kepemilikan atas masjid. 3. Dalam melakukan pengelolaan masjid, diperluka pemetaan dakwah masjid. Hal ini dilakukan agar dakwah masjid menjadi terfokus sehingga mampu menjangkau jamaah melalui program program yang dilakukan. 4. Revitalisasi peran dan fungsi masjid sangat diperlukan dalam rangka membangun ekonomi yang berbasis kemasyarakatan. Melalui strategi-strategi yang inovatif, Masjid Jogokariyan membuktikan bahwa melalui masjid, dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Program-program Masjid Jogokariyan yang dapat ditiru dan diterapkan oleh masjid lain dalam rangka menarik simpati umat dan memberdayakan umat yaitu antara lain program gerakan jamaah mandiri, gerakan jamaah subuh, kampung ramadhan, program baitul maal, dan program kotak infaq. 6. Masjid Jogokariyan dapat menjadi contoh dalam rangka pengembangan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan sosial dengan manajemen yang bagus. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, bukan tidak mungkin akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga terjadi peningkatan ekonomi Indonesia karena mayoritas agama yang di anut oleh masyarakat 33 Indonesia adalah agama Islam, dan jumlah masjid yang ada di Indonesia mencapai ribuan. Sehingga hal tersebut dapat diaplikasikan dalam rangka menuju Indonesia Emas 2030. B. Saran 1. Dalam merealisasikan pemberdayaan masyarakat melalui masjid, tentunya memerlukan suatu konsep yang disesuaikan dengan kultur cultural capital dan lingkungan sosial social capital yang ada di daerah masing-masing. Karena berbeda kultur maupun budaya yang berkembang di masyarakat, berbeda pula pendekatan yang dilakukan. 2. Perlu adanya keseriusan dari takmir masjid dan stake holder yang ada dimasyarakat dalam merevitalisasi masjid sebagai tempat ibadah dan juga sebagai tempat pemberdayaan masyarakat. Karena tantangan terbesar dalam hal ini adalah mampu menarik simpati masyarakat serta mampu mengubah pandangan masyarakat yang menganggap masjid hanya sebagai tempat peribadahan yang sakral. 3. Sejatinya beberapa program yang diterapkan oleh Masjid Jogokariyan dapat diterapkan juga untuk tempat peribadahan yang lain. Akan tetapi memerlukan keseriusan pengelolaan dalam hal manajemen dan pemberdayaan. Apabila berhasil diterapkan, baik dengan metode yang berbeda maupun dengan metode yang sama maka tingkat keberhasilan peningkatan kesejahteraan masyarakat akan tercapai sehingga dapat mengurangi angka kesenjangan yang ada di Indonesia. 4. Pemerintah sudah seharusnya menciptakan iklim yang baru dalam pembangunan ekonomi. Bukan hanya melalui pendekatan modal sumber daya alam berupa menarik investasi secara besar-besaran, akan tetapi juga harus dilakukan dengan menggunakan pendekatan modal sosial. Baik itu melalui pemberdayaan maupun pelatihan sehingga masyarakat akan siap dalam menghadapi persaingan global. 34 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Khursid. 1997. Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Islam, dalam Etika Ekonomi Politik. Risalah Gusti Jakarta Ahmad, M. Arrozy. 2016. Perubahan Sosial Komunitas Masjid Kampung Jogokariyan Yogyakarta Tinjauan Sosiologi-Sejarah. Jurnal Analisa Sosiologi, 51 92-112. Beik, Irfan Syauqi. 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta Raja Grafindo Persada. Chapra, M. Umar. 2000. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta Gema Insani Press Hidayat, Wahyu Panca dan Puji Lestari. 2014. Strategi Pengembangan Jama’ah Masjid JogokariyanYogyakarta Sejak 2003-2013. E-Journal UNY Volume 3 Nomor 7 Ibrahim, Patmawati, Siti Arni Basir, and Asmak Ab Rahman. 2011. Sustainable Economic Development Concept, Principles and Management from Islamic Perspective, European Journal of Social Sciences, 24 3330-338. J. Supranto. 1998. Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta Rineka Cipta Jhinghan, ML. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Mahrusy, Atidyet. al. 2009. Pembangunan Ekonomi dalam Islam. Paper. Martono, Trisno. 2008. Ekonomi Pembangunan. SurakartaUNS Press Muchtarom, Zaini. 1998. Santri dan Abangan di Jawa. Jakarta Inis Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. JakartaRajawali Press Sadeq, Abulhasan M. 2006. Development issues in Islam. Kuala lumpur IIUM Research Center. Sukirno, Sadono. 2009. Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah, dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta Bima Grafika. Takmir. 2010. Buletin Idul Fitri Masjid Jogokariyan. Yogyakarta 35 _______. 2012. Buletin Idul Fitri Masjid Jogokariyan. Yogyakarta _______. 2013. Buletin Idul Fitri Masjid Jogokariyan. Yogyakarta _______. 2014. Buletin Idul Fitri Masjid Jogokariyan. Yogyakarta _______. 2015. Buletin Idul Fitri Masjid Jogokariyan. Yogyakarta _______. 2016. Buletin Idul Fitri Masjid Jogokariyan. Yogyakarta _______. 2017. Buletin Idul Fitri Masjid Jogokariyan. Yogyakarta Admin. diakses pada hari Sabtu tanggal 28 April 2018 pukul Ditjen Bimas Islam. diakses pada hari Sabtu tanggal 28 April 2018 pukul 36 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Masjid Jogokariyan 37 Lampiran 2. Perkembangan Sistem Pendanaan Masjid Jogokariyan 38 D. Aktivitas Kegiatan yang pernah diikuti anggota keluarga di Masjid Jogokariyan Silahkan diberi tanda silang ISIAN DATA PENDUDUK Keterangan 1. Isian ini di buat per Kepala keluarga KK kalau dalam satu rumah ada lebih dari satu KK maka isian dibuat sendiri-sendiri. 2. Untuk Kolom Anak dibuat sampai 4 anak, sehingga kalau ada KK dengan anak lebih dari 4 dimohon untuk menambahkan datanya dengan kertas sendiri. 3. Lembar isian yang telah terisi dengan baik langsung diserahkan ke Koordinator pendataan untuk dilakukan pengolahan data. 4. Hal-hal / pertanyaan yang dianggap sudah diketahui disarankan diisi oleh petugas langsung untuk mempercepat pendataan . Nama Lengkap ………………………………………. Nama Panggilan ………………………………… Alamat ………………………………………. RW/RT/ ………………………………… Jumlah Jiwa ………………………………………. Jenis Kelamin ………………………………… Tempat/Tgl Lahir ………………………………………. Agama ………………………………… Telpon Rumah ………………………………………. HP ………………………………… Pendidikan ………………………………………. Gol. Darah A / B / O / AB Pekerjaan a. PNS Golongan ……………………………… b. TNI / POLRI Pangkat ……………………………… c. Pegawai Swasta Jabatan ……………………………… Bidang Usaha ……………………………… Penghasilan /Bulan 1. 0 – 1 Jt 2. 1 – 2 Jt 3. 2 -3 Jt 4. 3 – 4 Jt 5. > 5 Jt Pengeluaran Antara 1 Jt s/d 1,5 Jt usahakan bisa dapat informasi yang spesifik Status Mukim 1. Menetap Sendiri 2. Kontrak 3. Ikut Orang Tua Saudara Nama Lengkap ………………………………………. Nama Panggilan ……………………………… Tempat/Tgl/Lahir ………………………………………. Agama ……………………………… No. Telpon Rumah ………………………………………. No. HP ……………………………… Pendidikan ………………………………………. Gol. Darah A / B / O / AB Pekerjaan a. PNS Golongan ……………………………… b. TNI / POLRI Pangkat ……………………………… c. Pegawai Swasta Jabatan ……………………………… Bidang Usaha ……………………………… Penghasilan /Bulan 1. 0 – 1 Jt 2. 1 – 2 Jt 3. 2 -3 Jt 4. 3 – 4 Jt 5. > 5 Jt Pengeluaran Antara 1 Jt s/d 1,5 Jt usahakan bisa dapat informasi yang spesifik Status Mukim 1. Menetap Sendiri 2. Kontrak 3. Ikut Orang Tua Saudara 1. Nama Lengkap ………………………………………. Nama Panggilan ………………………………………. Tempat/Tgl/Lahir ………………………………………. Agama ………………………………………. No. Telpon Rumah ………………………………………. No. HP ………………………………………. Pendidikan ………………………………………. Gol. Darah A / B / O / AB □ Pengajian Hari Besar Islam □ Tadarus Keliling RMJ □ Buletin Idul Fitri □ Pengajian Malam Rabu RMJ □ Pengajian IKS □ Pengajian UMIDA □ Aksi Sosial KAUM □ Pengajian Aisyiah □ Perawatan Jenazah □ Pengajian RW □ Kajian Ba’da Subuh RMJ □ Buletin Haji □ Tadarus Keliling Bapak-Bapak □ Partisipasi dalam Renovasi Masjid □ Pengajian Malam Selasa □ Buletin Idul Adha □ Partisipasi dalam acara Qurban □ Pengajian ADS arisan □ Perpustakaan Masjid □ TPA HAMAS □ Pemeriksaan Klinik Masjid □ Pengajian KURMA □ Pengajian Malam Ahad HAMAS E. Saran, Kritik dan Usulan Kegiatan untuk Kemajuan Masjid Jogokariyan 39 BIODATA PENULIS LOMBA CALL FOR PAPER Judul Karya Masjid Jogokariyan Wujud Perkembangan Ekonomi Islam Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Asal Perguruan Tinggi Universitas Tidar Informasi Penulis Nama Lengkap Muh Syaiful Bakhri TTL Surakarta, 18 Juni 1997 Alamat Lengkap Ds. Ngadirejo Kec Reban Kab Batang Telepon/Email 085741122441 / muhsyaba Jurusan/Prodi Ekonomi Pembangunan NIM 1510101001 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this basic concern of development in the Islamic economic system is that of human welfare. This is in line with the very basic objective of Islamic jurisprudence shari'ah, which places importance on the welfare of the people and their relief from hardship. Economic development should be consistent with this central objective of shari'ah. The crux of the development process in Islam relies on humankind as an economic agent, and it is humankind that must be educated concerning the entire development process by integrating social development, economic development, and environmental conservation and protection. This paper attempts to explain the concept, principles and management of sustainable economic development from an Islamic perspective. The paper starts by defining the concept of sustainable economic development and development goals. Next, the Islamic principles for sustainable economic development are discussed; this is followed by a discussion on the management of sustainable economic development from an Islamic perspective. Islam provides holistic guidelines for sustainable economic development that encompass both the material and welfare aspects of life for the current and future generations. Compliance with the Islamic holistic approach is paramount to ensure that economic development is handled properly and that the interests of all parties involved, human, animal and the environment are Ekonomi dalam Perspektif Islam, dalam Etika Ekonomi PolitikKhursid AhmadAhmad, Khursid. 1997. Pembangunan Ekonomi dalam Perspektif Islam, dalam Etika Ekonomi Politik. Risalah Gusti JakartaM AhmadArrozyAhmad, M. Arrozy. 2016. Perubahan Sosial Komunitas Masjid Kampung Jogokariyan Yogyakarta Tinjauan Sosiologi-Sejarah. Jurnal Analisa Sosiologi, 51 Pembangunan Syariah. Jakarta Raja Grafindo PersadaIrfan BeikSyauqiBeik, Irfan Syauqi. 2016. Ekonomi Pembangunan Syariah. Jakarta Raja Grafindo dan Pembangunan EkonomiM ChapraUmarChapra, M. Umar. 2000. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta Gema Insani PressWahyu HidayatPuji Panca DanLestariHidayat, Wahyu Panca dan Puji Lestari. 2014. Strategi Pengembangan Jama'ah Masjid JogokariyanYogyakarta Sejak 2003-2013. E-Journal UNY Volume 3 Nomor 7Metode Riset, Aplikasinya Dalam PemasaranJ SuprantoJ. Supranto. 1998. Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta Rineka CiptaEkonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta PT. Raja Grafindo PersadaM L JhinghanJhinghan, ML. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta PT. Raja Grafindo Ekonomi dalam IslamAtidy MahrusyMahrusy, Atidyet. al. 2009. Pembangunan Ekonomi dalam Islam. dan Abangan di Jawa. Jakarta Inis Sukirno, SadonoTrisno MartonoMartono, Trisno. 2008. Ekonomi Pembangunan. SurakartaUNS Press Muchtarom, Zaini. 1998. Santri dan Abangan di Jawa. Jakarta Inis Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. JakartaRajawali Press Sadeq, Abulhasan M. 2006. Development issues in Islam. Kuala lumpur IIUM Research Center. RsT3V.
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/323
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/478
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/158
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/416
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/536
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/119
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/408
  • gbb1bvj9kn.pages.dev/368
  • upaya nabi dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi